Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/07/2012, 15:00 WIB

KOMPAS.com - Paparan sinar matahari yang berlebihan ke dalam kulit akan menimbulkan efek buruk, antara lain membuat kulit menjadi hitam dan meningkatkan risiko kanker kulit. Namun meski sudah banyak yang tahu bahwa sinar UV (ultra violet) bisa berbahaya bagi kulit, kesadaran untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV masih rendah.

Untuk menghindari paparan sinar matahari, orang cenderung memilih untuk berjalan di tempat yang teduh, memakai baju tertutup, menggunakan payung, atau menutupi wajah dengan tangan. Cara-cara ini dianggap cukup membantu, namun sebenarnya belum cukup untuk meminimalisasi efek negatif sinar UV pada kulit. Dengan cara-cara tersebut, kulit kita masih terkena beberapa persen dari sinar UV ini.

"Cara yang paling baik untuk mengurangi efek buruk dari sinar UV ini adalah dengan menggunakan krim tabir surya," tegas Vivi Tri Andari, Technical Management Manager PT Unilever Indonesia, Tbk, dalam talkshow "SPF and the City" di The Balcony, Ambarukmo Plaza, Yogyakarta, Jumat (6/7/2012) lalu.

Sayangnya, banyak orang beranggapan bahwa krim tabir surya tidak nyaman untuk digunakan karena repot, membuat kulit lengket, dan membuat kulit terlihat putih seperti topeng. Vivi menambahkan, anggapan-anggapan inilah yang membuat kesadaran masyarakat Indonesia untuk menggunakan tabir surya masih sangat rendah. Berdasar penelitian PT Unilever pada tahun 2009 lalu tentang kebiasaan dan kesadaran konsumen dalam menggunakan krim tabir surya, terungkap bahwa Indonesia menempati peringkat yang sangat rendah.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa Korea, China, Afrika Selatan, dan Thailand merupakan negara-negara yang menduduki peringkat empat teratas dalam hal kesadaran menggunakan tabir surya. Padahal jika dilihat dari kondisi iklim dan dua musimnya, Indonesia memiliki peluang yang sama besar dengan negara-negara tersebut untuk mengalami efek negatif dari sinar UV.

Cara kerja krim tabir surya
Krim tabir surya dapat membantu mengurangi efek negatif paparan sinar UV, khususnya UVA dan UVB. Dalam mengurangi efek buruk sinar UV, krim tabir surya bekerja dengan dua cara: memantulkan dan menyerap sinar UV. "Tabir surya yang memantulkan sinar UV inilah yang disebut sebagai sun block, dan yang menyerap sinar UV disebut sebagai sunscreen," tambahnya.

Jenis krim tabir surya yang mampu memantulkan sinar UV ini ditandai dengan adanya kandungan iron oxides, zinc oxide, talc, dan titanium oxide di dalam kandungannya. "Kandungan bahan kimia ini akan memantulkan sinar UV agar tidak masuk ke dalam tubuh, dan menyebabkan berbagai efek negatif pada kulit," beber Vivi. Salah satu kekurangan dari penggunaan sun block ini, wajah jadi seperti memakai topeng.

Sedangkan krim tabir surya yang menyerap sinar UV (sunscreen) akan menyaring radiasi UV yang terkena pada kulit. Sunscreen biasanya mengandung octylcrylene, avobenzone, octinoxate, dan oxybenzene. Sunscreen akan menyerap sinar UV A dan UV B sehingga menghindari pembentukan sel-sel kanker kulit. "Sesuaikan penggunaannya dengan kebutuhan Anda sehari-hari," tukasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com