Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/07/2012, 11:53 WIB
Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

KOMPAS.com - Saya beberapa kali dalam praktek harus mengganti obat antidepresan yang digunakan karena pasien kurang responsif terhadap pengobatan yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan ketika batasan responsif terhadap terapi yang diberikan sudah dilewati, biasanya adalah dua bulan atau 8 minggu.

Pergantian antidepresan biasanya dilakuan pada pasien yang tidak mengalami perbaikan yang signifikan atau terlihat dalam pemeriksaan klinis tidak menunjukkan perkembangan yang berarti. Sebenarnya, hal ini merupakan hal yang biasa di dalam praktek sehari-hari. Kurang atau tidaknya responsif pasien terhadap suatu antidepresan tertentu bukan berarti menjadi terteutup harapan sembuh pasien dengan menggunakan antidepresan.

Memilih Antidepresan

Setelah diagnosis ditegakkan, biasanya saya mulai memilih obat yang paling dianggap cocok untuk pasien yang saya hadapi. Pilihan antidepresan sangat beragam dari kelas dan jenis masing-masing kelas. Di dalam praktek sehari-hari beberapa kelas antidepresan yang sering digunakan adalah seperti di bawah ini

1. Antidepresan Golongan Trisiklik, contohnya adalah Amitripiline, Imipramine, Clomipramine

2. Antidepresan Golongan SSRI, contohnya : Fluoxetine (Prozac), Sertraline (Zoloft), Paroxetine (Paxil), Fluvoxamine (Luvox), Escitalopram (Cipralex)

3. Antidepresan Golongan SNRI, contohnya : Duloxetine (Cymbalta), Venlafaxine (Efexor)

4. Antidepresan Golongan Agomelatine, contohnya : Agomelatine (Valdoxan)

Pemilihan obat antidepresan berdasarkan diagnosis pasien dan pedoman tata laksana untuk gangguan tertentu yang sudah disepakati oleh para ahli di tingkat internasional atau nasional. Selain itu, pemilihan obat juga lebih bersifat individual dalam artian setiap pasien mempunyai karakteristik yang berbeda yang membedakan juga pengobatannya.

Obat yang dipilih biasanya adalah obat yang mempunyai tolerabilitas atau kemampuan obat itu diterima oleh individu yang paling tinggi. Hal ini biasanya karena disebabkan penggunaan obat antidepresan yang cukup lama harus mendapatkan obat yang biasanya juga mempunyai tolerabilitas terhadap pasien yang lebih baik. Selain itu sebenarnya yang paling penting adalah bahwa obat itu efektif terhadap pasien dan mampu menghilangkan gejalanya.

Pengobatan tak berespon baik

Ketika memutuskan untuk memulai pengobatan, pasien biasanya akan dilihat respon pengobatannya di awal-awal minggu pertama. Minggu pertama adalah masa "pengenalan" obat tersebut di otak dan tubuh pasien. Beberapa pasien mengalami efek samping karena pengenalan ini. Efek samping yang timbul biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa memerlukan penanganan khusus.

Beberapa efek samping yang sering timbul misalnya keluhan lambung (maag), lebih cemas daripada biasanya, sulit tidur, mengantuk, kepala tegang dan mulut kering. Salah satu cara menguranginya adalah dengan memulai dosis lebih kecil di awal minggu pertama. Jika sudah dilewati maka akan masuk ke minggu berikutnya di mana obat sudah mulai mencapai tahapan stabilisasi di otak tetapi belum berespon maksimal. Pada minggu kedua, ada beberapa pasien yang sudah mulai merasakan perubahan dalam gangguan atau keluhan yang dialami tetapi ada juga pasien yang mengalami kondisi yang sama dengan sebelumnya. Hal ini masih dianggap sebagi suatu proses yang belum memerlukan penanganan khusus.

Memasuki minggu ketiga dan keempat obat antidepresan sudah mulai mencapai keseimbangan di dalam otak pasien. Pada minggu ketiga dan keempat ini, biasanya keluhan sudah jauh lebih berkurang jika pasien cocok dengan obat-obatan yang diberikan. Namun demikian, ada sebagian pasien yang merasa belum banyak perubahan berarti. Pada kondisi ini, biasanya saya tetap meneruskan pengobatan dan memilih untuk tetap mempertahankan dosis terakhir. Minggu kelima dan keenam adalah saat keseimbangan sudah mulai stabil dan biasanya pasien sudah hampir merasakan kesembuhan (remisi) yang baik.

Jika respon pengobatan baik, pasien hampir merasa lupa akan gangguan yang dialaminya. Namun demikian ada juga pasien yang masih kadang mengalami gejala-gejala keluhannya tapi sangat minimal atau kalau pun ada misalnya perasaan kecemasan, masih bisa ditangani dengan baik oleh pasien. Pada minggu ini jika ada pasien yang tidak responsif terhadap pengobatan maka biasanya kita memperhitungkan apakah akan mengganti obat atau akan meningkatkan dosis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com