Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/07/2012, 10:39 WIB

KOMPAS.com - Tontonan film atau televisi untuk anak seharusnya bebas dari unsur kekerasan atau pun adegan seksual. Anak-anak yang sering melihat adegan seks dalam film atau televisi diketahui cenderung memiliki perilaku seksual yang beresiko saat mereka remaja.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat terhadap 1.200 anak berusia 12-14 tahun para peneliti mengungkapkan kaitan yang kuat antara tayangan adegan seks dengan perilaku seks. Setelah mewawancara anak-anak itu mengenai film yang sering mereka tonton, enam tahun kemudian mereka ditanyai kembali seputar perilaku seks-nya.

Ternyata anak-anak yang sering menonton adegan seksual di film tumbuh menjadi remaja yang mulai berhubungan seks di usia muda, memiliki banyak pasangan seks dan malas menggunakan kondom.

Untuk membuktikan bagaimana adegan seks dalam film dapat mempengaruhi perilaku seksual remaja, para peneliti berfokus pada sifat kepribadian yang disebut dimensi pencarian sensasi atau (sensation-seeking). Sifat ini puncaknya terjadi antara usia 10 dan 15 tahun, mengacu pada kecenderungan untuk mencari sesuatu yang baru dan bentuk rangsangan yang intens.

"Paparan film secara mendasar mempengaruhi kepribadian mereka (remaja) melalui perubahan pencarian sensasi, yang memiliki implikasi yang luas untuk remaja melakukan perilaku seks berisiko," kata Ross O'Hara, dari University of Missouri.

O'Hara dan rekan berpendapat, dimensi mencari sensasi tidak sepenuhnya menjelaskan bagaimana konten seksual dalam film mempengaruhi perilaku seksual remaja. Namun, kata dia, adegan seks dalam film membuat para remaja belajar perilaku tertentu dari adegan seks dalam film.

Misalnya, banyak remaja menggunakan film untuk mendapatkan "naskah seksual" yang memberikan mereka contoh bagaimana bersikap ketika berhadapan dengan situasi emosional yang rumit.

"Temuan ini menunjukkan bahwa orangtua perlu membatasi anak-anak mereka untuk melihat konten seksual dalam film pada usia muda," jelas O'Hara.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com