Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2012, 07:29 WIB

 

JAKARTA, KOMPAS - Vitamin K berguna mencegah pendarahan di otak bayi pascaproses kelahiran. Namun, pemberian vitamin K belum bisa dilakukan kepada semua bayi karena sekitar 40 persen kelahiran masih ditangani oleh dukun bayi.

Hal itu dikemukakan Guru Besar Ilmu Pediatri Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Muhammad Juffrie, Senin (23/7). ”Sejak 10 tahun terakhir ada protokol wajib, bayi yang baru lahir harus langsung diberi vitamin K melalui suntikan. Namun, hal ini tidak bisa dilakukan oleh dukun bayi. Hanya tenaga medis yang boleh menyuntik,” kata dia.

Menurut Juffrie, 40 persen proses kelahiran masih ditangani dukun bayi, 45 persen oleh bidan, dan 15 persen oleh dokter. Hal ini menjadi persoalan karena praktis sekitar 40 persen kelahiran bayi tidak bisa mendapat vitamin K.

Dalam persalinan normal ataupun bedah caesar, bayi rentan mengalami trauma di bagian otak. Vitamin K dibutuhkan untuk mencegah terjadinya pendarahan.

”Bagian kepala adalah organ yang pertama kali keluar saat proses kelahiran sehingga sangat rentan mengalami trauma,” ujarnya.

Pada bayi baru lahir, fungsi hati belum sempurna sehingga produksi vitamin K kurang optimal. Penyuntikan vitamin K dilakukan untuk membantu proses pembekuan darah.

Dokter spesialis anak Hindra Irawan Satari dalam disertasi doktoralnya juga menganjurkan pemberian vitamin K kepada bayi baru lahir. Apabila terjadi pendarahan otak, diperlukan CT Scan dan pemeriksaan darah serta pemeriksaan lain.

Agar proses imunisasi berlangsung lancar tanpa ada kejadian ikutan, Hindra mengusulkan penggunaan kartu penapisan dalam imunisasi. Kartu penapisan nantinya diisi berdasarkan wawancara dengan ibu bayi.

”Tingkat kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) angkanya sangat rendah dan semestinya tidak berakhir fatal karena dapat dicegah. Kalaupun terjadi, KIPI sebenarnya dapat diobati jika segera ditangani,” kata Hindra.

Turunkan resistensi insulin

Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Jatim Andriyanto menambahkan, vitamin K, khususnya vitamin K1, tidak hanya berfungsi dalam pembekuan darah, tetapi juga menurunkan resistensi insulin pada tubuh. Dengan mengonsumsi vitamin K1, penderita diabetes tidak bergantung pada insulin dan kandungan insulin dalam tubuh mereka lebih stabil.

”Ada dua jenis vitamin K, yaitu vitamin K1 dan K2. Vitamin K1 bersumber pada tumbuh-tumbuhan, sedangkan vitamin K2 bisa diproduksi oleh tubuh. Kandungan vitamin K1 banyak ditemukan pada sayuran berdaun banyak, seperti kubis dan brokoli,” kata dia.

Terkait bayi baru lahir, menurut Andriyanto, setiap bayi pada dasarnya memiliki kemampuan memproduksi vitamin K sendiri di dalam tubuh. ”Pemberian vitamin secara berlebih juga tidak bagus karena bisa menyebabkan keracunan atau alergi. Apalagi kejadian sulitnya pembekuan darah pada bayi lahir sangat kecil. Tapi, untuk mengantisipasi munculnya pendarahan dibutuhkan injeksi vitamin K,” kata dia. (ABK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com