Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puasa Dapat Keluarkan Racun dari Tubuh

Kompas.com - 29/07/2012, 13:59 WIB

KOMPAS.com - Cobalah ingat-ingat. Dalam beberapa hari terakhir apakah Anda sering sakit kepala? Terganggu oleh sariawan? Kulit bermasalah? Tubuh cepat lelah? Jika iya, berhati-hatilah. Menurut Andang Widhawari Gunawan, konsultan gizi dan penggagas Food Combining, kondisi itu menandakan adanya tumpukan toksin di dalam tubuh Anda.

Toksin atau racun, tentu harus dikeluarkan dari tubuh. Jika jumlahnya sudah berlebih, ia akan menumpuk dan menyebabkan toksemia (kondisi keracunan dalam darah). Jangan aggap enteng toksemia sebab ia berkaitan dengan hampir semua penyakit degeneratif.

Penjelasan singkatnya begini: Sel-sel tubuh kita memperoleh makanan dari darah, sedangkan darah memperolehnya dari usus. Usus menyerap makanan dari setiap zat yang kita konsumsi. Jika ada racun dalam saluran usus, racun akan terserap dan ikut beredar bersama darah ke setiap sel-sel tubuh.

Racun bisa berasal dari dalam (endogenus) atau dari luar (eksogenus). Yang dari dalam misalnya sisa metabolisme, radikal bebas, produksi hormon berlebihan akibat stres, gangguan fungsi hormon, dan bakteri penyakit yang sudah ada di dalam tubuh. Jadi, makanan yang kita konsumsi untuk mencukupi kebutuhan gizi ternyata mengandung racun terselubung yang tidak kita sadari. Sedangkan faktor eksogenus diantaranya polutan, obat-obatan, hormon pada ternak, produk susu, makanan yang diproses, lemak trans, dan mikroba.

Sebenarnya tubuh sudah memiliki mekanisme sendiri dalam menangani toksin ini. Berkeringat, berkencing, dan buang air besar merupakan detoksifikasi atau pengeluaran racun dari tubuh secara alamiah. Hanya saja, cara ini tidak serta merta menuntaskan masalah. Ada saja penyebab yang membuat mekanisme alamiah tadi terganggu.

"Bayangkan saja jika sehari saja kita mengalami gangguan buang air besar. Atau tidak lancar. Berarti tubuh kita menyimpan racun satu hari. Jika berhari-hari otomatis racun menumpuk dan mengendap. Jadi, melalui buang air atau berkeringat saja ternyata tidak cukup," jelas Andang. Untuk itulah kita harus melakukan detoksifikasi secara berkala.

Perbanyak konsumsi sayur

Detoksifikasi yang benar merupakan jawaban bagi tubuh untuk memperoleh zat-zat gizi yang tepat dan memberi kesempatan tubuh untuk lebih leluasa melakukan pembuangan. Organ yang berperan dalam proses detoksifikasi adalah liver dan saluran usus.

Detoksifikasi yang hanya fokus pada pengeluaran racun saja sangat berbahaya sebab memberi tekanan pada kedua organ tadi. Jadi, selain mengeluarkan racun, detoksifikasi juga harus memberi makanan dan mendukung kerja organ-organ tadi.

Ada dua sistem detoks. Yang pertama detoks xenobiotik, yakni proses menetralisir toksin dari bahan kimia dan logam berbahaya yang berasal dari makanan dan udara. Sistem kedua adalah detoks antioksidan yang membersihkan zat reaktif terhadap oksigen atau radikal bebas seperti sinar ultraviolet, rokok, dan asap hasil pembakaran.

Sesungguhnya, puasa yang telah dilakukan bulan Ramadhan merupakan cara mudah dan aman berdetoks. Detoksifikasi sebaiknya dilakukan sekali dalam setahun selama 30 - 40 hari. Ini hanya ancar-ancar saja.

Semakin kita tidak sehat tentu semakin sering dan lama waktu yang diperlukan untuk proses detoksifikasi. Agar tidak kaget jika harus berpuasa selama 30 - 40 hari, berlatihlah untuk berpuasa dua hari dalam seminggu.

Saat berpuasa, secara alamiah usus akan membersihkan diri. Di saat yang sama, organ tubuh lainnya seperti hati dan lambung akan beristirahat. Hati - organ terbesar dalam tubuh - memang memiliki tugas yang berat.

Hati menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan kulit. Dengan berpuasa, tentu ada jeda sekian jam bagi hati untuk beristirahat. Sedangkan lambung merupakan keranjang makanan yang tidak protes meski yang masuk adalah makanan "jelek".

Bagi pemula, mulailah melakukan proses detoksifikasi dengan lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah segar. Jenis makanan ini memiliki kandungan air dan serat yang tinggi sehingga membantu melancarkan pembuangan racun dari usus. Di samping itu juga sarat dengan vitamin, mineral, dan antioksidan yang sangat diperlukan organ-organ pendetoks tadi.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com