Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2012, 19:03 WIB

KOMPAS.com - Anda mungkin pernah mendengar si kembar Clare (42) dan Rachel Wallmeyer (42). Keduanya terkenal sebagai penggila lari marathon dan sama-sama penderita anoreksia. Mereka mengalami gangguan makan karena terobsesi terhadap berat badan dan makanan yang mereka santap.

Para penderita anorexia mencoba mempertahankan berat badan jauh di bawah normal. Untuk mencegah berat badan meningkat atau melanjutkan menurunkan berat badan, mereka berusaha melaparkan diri sendiri atau berolahraga secara berlebihan.

Kini, kisah keduanya berhenti. Kembar identik ini meninggal dunia dalam peristiwa kebakaran di rumah mereka di Geelong, dekat Melbourne, Australia, Senin (27/8/2012)  malam. Salah satu meninggal dalam kobaran api, lainnya tak dapat diselamatkan akibat luka bakar parah saat perjalanan ke rumah sakit.

Kejadian ini merupakan akhir yang tragis bagi si kembar yang beberapa waktu sebelumnya sempat muncul di televisi Australia. Keduanya berbagi pengalaman bergulat hidup dengan anoreksia yang mengubah hidup mereka, serta beragam masalah yang melibatkan orang tua, polisi, dan pekerja sosial.

Dalam wawancara tersebut, keduanya mengatakan mereka belum pernah jatuh cinta, tidak pernah memiliki pekerjaan dan percaya keduanya akan mati bersama-sama. Waktu kematian itu hanya tinggal menunggu waktu.

Polisi dari Unit Reserse dan Kriminal Geelong menduga kematian keduanya akibat kebakaran disengaja. Pada pemeriksaan awal tempat kejadian perkara tidak ditemukan adanya aktivitas mencurigakan. Namun, tampaknya usaha bunuh diri si kembar anoreksia ini bukan hal baru. Tahun-tahun sebelumnya, polisi telah mendapat laporan keduanya terlibat usaha bunuh diri atau mencoba membunuh salah satunya.

Rachel pernah didakwa percobaan pembunuhan terhadap Clare, setelah polisi dipanggil saksi ke rumah mereka. Saksi menyaksikan bagaimana tangan Rachel terlihat mencengkeram tenggorokan saudaranya. Masalah ini batal maju ke pengadilan dan tuduhan ini ditarik.

Pada kesempatan lain, Clare sempat dipenjara karena melakukan pencurian. Hakim lalu melihat motif Clare hanya ingin mencelakakan dirinya sendiri. Ia lalu dikirim ke penjara. Rachel juga pernah ditangkap polisi karena mengemudikan mobil di bawah pengaruh obat-obatan dan pernah mendorong seseorang ke rel kereta api. Rachel kemudian menerima hukuman penjara 21 bulan, namun vonis ditangguhkan.

Kedua wanita kompulsif ini adalah pelari jarak jauh. Mereka sosok yang perfeksionis dalam ilmu biomedis dan pendidikan jasmani. Keduanya pun rajin belajar ilmu ini secara berdampingan. Selama dua dekade, bobot mereka berdua susut jauh. Dokter mengatakan struktur tulang mereka ibarat tulang perempuan usia 70 - 100 tahun.

Ini karena keduanya mengalami gangguan makan di usia remaja. Mereka kehilangan berat badan karena kecanduan lari jarak jauh atau  marathon. Mereka sangat terobsesi pada lari marathon. Bahkan, masing-masing dari mereka menderita stres tulang.

Orang tua si kembar, Bob dan Mayo mengakui bahwa mereka ketakutan jikalau suatu hari akan menemukan anak-anaknya meningga di tempat tidur akibat tak mau makan.

Clare dalam wawancaranya mengakui, mereka pada dasarnya tidak makan apa-apa. Kadang, mereka hanya makan sepotong semangka lalu minum coke atau kopi. Dalam sehari, mereka mengungkapkan bisa minum setidaknya 20 pencahar.

Rachel mengatakan Clare adalah satu-satunya orang yang akan tetap berada di sisinya. Keduanya selalu sepakat untuk mati bersama-sama. "Mati terasa lebih mudah saat bersama Rachel," kata Clare.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com