Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah Mada-Hayam Wuruk, antara Viagra dan VCD Porno

Kompas.com - 08/09/2012, 12:25 WIB
Bima Setiyadi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bagi Anda yang tinggal di DKI Jakarta, ketika siang hari mungkin sudah tidak asing dengan pusat aktivitas berbagai macam toko berbentuk rumah toko atau ruko di sepanjang Jalan Gajah Mada, Jalan Hayam Wuruk, hingga menuju kawasan kota tua Jakarta Barat. Namun, pada sore menjelang malam hari, ketika ruko-ruko tersebut tutup, kemudian bermunculan kios-kios berukuran kecil yang berderet di sepanjang jalan itu. Kios-kios itu umumnya beroda dua, sehingga mudah didorong kemana-mana. Dan kios-kios tersebut bukan milik para pemilik ruko.

Umumnya "kios-kios berjalan" itu menjajakan obat kuat beraneka merk dan keping-keping video compact disc (VCD) dan digital video disc (DVD).

Kios-kios sederhana yang berbentuk gerobak itu memiliki dua jendela yang terbuka ke sisi samping. Pada sisi kiri terdapat dua angka yang berbeda di masing-masing kios, dan pada sisi kanan terdapat tulisan sebuah merek obat kuat.

Di setiap jarak antarkios sederhana yang menjual obat tersebut terselip para pedagang keping-keping video, yang disusun memanjang di atas meja dengan atap tertutup dihiasi gantungan keping-keping video di setiap sisi, sehingga terlihat seperti sebuah pedagang tas di pasar tradisional.

Saat melintasi jalan tersebut dengan perlahan, mungkin Anda akan bertanya-tanya, "Jualan apa sih mereka? Apakah laku berjualan obat dan kaset-kaset video pada malam hari dengan pesaing lebih dari sepuluh pedagang obat dan kaset yang berjejer begitu dekat?"

Hal tersebut juga dialami ketika Kompas.com melintasi areal tersebut. Dengan rasa penasaran bercampur malu, akhirnya Kompas.com memberanikan diri untuk mencari jawaban atas pertanyaan itu. Salah satu pedagang obat kuat, sebut saja namanya Baut, mengatakan, dirinya dan teman-temannya berjualan berbagai macam obat kuat sampai alat kontrasepsi. Obat kuat yang dimaksud Baut adalah obat yang dapat memengaruhi kejantanan pria saat berhubungan seks.

"Paling ramai orang cari Viagra, Rp 50.000 per butir, dijamin setengah jam masih kuat melayani pasangannya," ujarnya.

Menurut Baut, penjualan obat kuat di kawasan tersebut sama sekali tidak punya izin legal. Obat kuat tersebut adalah obat kuat yang juga tidak terdaftar lisensinya di Kementerian Kesehatan. Namun, Baut memastikan bahwa obat dagangannya bukan obat palsu karena ada izin produksi dari China, seperti Maxman, Cialis, Nangen, Serigala Malam, dan tentunya Viagra.

"Buktinya belum ada tuh orang yang komplain negatif sehabis minum obat kuat, apalagi keracunan," ujarnya.

Saat ditanya mengenai asal barang tersebut, Baut menjelaskan kalau dirinya menitip dari seorang teman yang biasa berbelanja obat-obat kuat. Dari menjual obat kuat ini, Baut mengaku, dirinya dan teman-teman sesama pedagang biasanya dapat mengantongi uang Rp 100.000-Rp 200.000 per hari.

"Pembeli mah ada saja tiap hari, rata-rata pria dewasa, tapi kadang-kadang remaja juga banyak. Pihak keamanan ke sini paling minta obat, enggak tahu pihak keamanan mana, enggak pernah ada razia juga kok, kami cukup bayar uang kebersihan saja seribu rupiah," kata Baut, Sabtu (8/9/2012) dini hari.

Sekitar lima meter dari kios Baut terdapat pedagang keping-keping VCD dan DVD. Gantungan keping VCD dan susunan VCD yang beraneka ragam warna dan tampilan memancing Kompas.com untuk melihat. Sesaat sedang melihat susunan VCD di atas meja, Mur, pedagang VCD, menawarkan bahwa dirinya juga menjual VCD porno. Tanpa melihat kiri-kanan, dia secara terang-terangan memperlihatkan berbagai macam VCD porno tersebut.

"Rp 20.000 saja bang, tiga keping," ujarnya.

Ketika Kompas.com bertanya mengenai keberadaan VCD porno tersebut serta laris-tidaknya penjualan keping VCD porno itu, Mur mengatakan bahwa dia dan teman-temannya menjual VCD porno tersebut secara diam-diam. Mur berharap keping VCD tersebut segera laku terjual.

"Takut jugalah kalau dipajang, makanya kami diam-diam jualnya. Kaset-kaset yang dipajang ini memang bajakan, tapi pihak keamanan ke sini paling minta uang rokok. Hasil lumayanlah, paling sedikit 20 keping kaset video porno laku dalam sehari," kata Mur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com