Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2012, 17:23 WIB

T:
Saya punya atasan yang jarang sekali mengapresiasi pekerjaan saya dan tim. Jika marah kepada saya, beliau sering berkata kasar di depan tim saya dengan kalimat yang merendahkan saya. Bagaimana ya Mbak, apa yang harus saya lakukan? Terima kasih ya Mbak Ainy. (Ronald, 35)

J:
Pak Ronald yang budiman,
Memang tidak enak memiliki seorang atasan yang jarang sekali mengapresiasi pekerjaan Anda dan tim. Apalagi jika ia sering berkata kasar di depan tim Anda. Sebuah sikap dan tutur kata yang sebenarnya tidak pantas dilakukan oleh seorang atasan.

Tetapi yang membuat saya kagum kepada Anda adalah kemauan Anda untuk menyikapinya dengan bijaksana. Dan saya sangat mengapresiasi pribadi-pribadi seperti Anda. Karena kondisi ini bisa menghambat kinerja Anda jika tidak dicari penyelesaiannya. Bagaimana caranya?

Ada tiga langkah sederhana yang perlu Anda lakukan dengan sepenuh hati. Pertama, bicaralah dari hati ke hati dengan atasan Anda. Carilah waktu yang tepat untuk berbicara dengannya. Anda dapat mengajaknya bicara di ruangannya. Atau bisa juga agar kesannya santai, Anda bisa mengajaknya makan siang bersama, ngopi bersama, dan sebagainya.

Saat berdua dengannya, ceritakanlah apa saja yang Anda sukai darinya. Ini sangatlah penting untuk menunjukkan bahwa ada sisi positif dari dirinya sebagai atasan. Bukankah setiap diri kita memiliki sisi positif maupun sisi negatif? Dan setiap diri kita mau memperbaiki sisi negatif kita menjadi sisi yang positif?

Nah, setelah Anda menceritakan sisi positifnya, baru Anda menyambungnya dengan kalimat, ”Hanya saja Pak, mohon Bapak tidak marah dengan kata-kata kasar kepada saya lagi. Apalagi di depan anak buah saya. Rasanya sangat tidak enak di hati. Saya yakin Bapak bisa merasakan perasaan saya. Mohon Bapak memanggil saya di ruangan Bapak, dan saya dengan senang hati ditegur langsung oleh Bapak tanpa amarah yang membabi-buta apalagi dengan kata-kata kasar.”

Katakanlah ini dengan sepenuh hati, bukan dengan penuh amarah. Tetapi dengan penuh harapan. Kemudian, ceritakan kapan terakhir kali Anda mendapat apresiasi darinya dan bagaimana senangnya perasaan Anda saat itu. Lalu sampaikan bahwa Anda senang sekali saat dirinya mengapresiasi pekerjaan Anda dan Anda sangat merindukannya. Kali ini, katakan sambil tersenyum.

Kedua, introspeksi diri. Artinya, kenali kekurangan diri Anda sendiri. Ini sangat membantu Anda untuk menyadari bahwa setiap diri kita memiliki dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi negatif. Kelebihan sekaligus kekurangan. Dan setiap kali kita mampu mengintrospeksi diri sendiri inilah yang membuat kita menjadi pribadi yang bijak dan luar biasa. Anda tahu kenapa? Karena kita fokus pada diri kita sendiri untuk terus melakukan perbaikan demi menjadi pribadi yang lebih baik.

Ketiga, teruslah berpikir besar dan bersikap bijaksana. Artinya, ada atau tidak adanya perubahan sikap atasan Anda setelah Anda mengajaknya bicara dari hati ke hati, jadikanlah sebuah momen yang luar biasa untuk diri Anda sendiri. Bahwa, keberanian Anda untuk mengungkapkan perasaan Anda yang sebenarnya adalah tindakan yang luar biasa. Dan secara etika, Anda patut mengatakannya.

Jika atasan Anda berubah sikap menjadi lebih baik, ini adalah berita yang menggembirakan. Sekecil apa pun perubahannya harus Anda hargai. Namun, jika seandainya atasan Anda tidak berubah sedikit pun,  hal yang paling bijaksana untuk Anda lakukan adalah mengapresiasi diri Anda sendiri dan tidak memasukkan ke hati atas kata-katanya yang kasar itu. Katakan kepada diri Anda bahwa Anda tidaklah serendah perkataannya. Dan tetaplah berpikir positif atas kondisi ini, bahwa semakin Anda bersikap bijaksana, semakin Anda berpeluang menjadi seorang atasan yang luar biasa dan dicintai banyak orang khususnya tim Anda tercinta. Bukankah ini luar biasa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com