Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Bikin Dayu Hatmanti Menang Miss Scuba International

Kompas.com - 24/10/2012, 15:54 WIB

KOMPAS.com - Dayu Prastini Hatmanti, Runner Up Miss Scuba Indonesia 2011, punya kenangan manis tentang keterlibatannya dalam ajang pencarian bakat di bidang olahraga selam ini. Pertama, meskipun di tingkat nasional "hanya" menjadi juara ke-2, di tingkat internasional (Miss Scuba International Pageant 2011) ia justru menjadi pemenang pertama. Dayu bertukar posisi dengan Nendy Yunizar, pemenang pertama di ajang tingkat nasional yang di level internasional menjadi Runner Up.

Selain meraih juara pertama, Dayu juga mendapat dua kategori penghargaan khusus, yaitu Miss Marine Conservation dan Miss Personality dalam ajang internasional ini.

Kedua, Dayu bisa memuaskan impiannya untuk bisa menyelam di beberapa dive spot terindah di dunia. Setelah menyelami beberapa spot di wilayah regional dan internasional, favoritnya tetaplah spot lokal, seperti Raja Ampat, Pulau Komodo, dan Selat Lembeh (Bitung, Sulawesi Utara). Ketiga tempat ini sangat berpotensi untuk menjadi destinasi wisata selam.

"Kita itu punya dive spot yang karakteristiknya beda-beda. Kalau mau liat terumbu karang berwarna-warni, lihatlah di Raja Ampat. Kalau mau selam makro bisa di Lembeh. Spot kita sangat beragam, sehingga ada banyak pilihan. Setiap spot punya kelebihan, jadi sebenarnya tidak bisa dibandingkan," tutur perempuan kelahiran Bogor, 6 Juli 1987 ini, saat temu media di fX Sudirman, Jakarta, Selasa (23/10/2012) lalu.

Dayu sangat menikmati perannya sebagai duta olahraga selam. Setahun terakhir, ia ikut aktif dalam kegiatan konservasi kelautan dan industri scuba diving di berbagai tempat. Di luar negeri ia sudah mengikuti empat atau lima dive show, seperti di Beijing dan Sipadan-Mabul (Malaysia). Tugasnya antara lain mempromosikan pariwisata bahari di Indonesia.

Di Indonesia, ia juga mengikuti kegiatan konservasi kelautan. Misalnya menanam mangrove di Pulau Seribu, lalu melakukan penyuluhan pada anak-anak. Lulusan Sastra Inggris Universitas Padjadjaran Bandung ini sempat berkunjung ke Kampung Naga, di mana penduduknya tidak mengenal laut. Maka, ia banyak bercerita mengenai kehidupan laut pada anak-anak.

Antusiasme yang ditunjukkan oleh Dayu inilah yang menjadi salah satu faktor kemenangannya dalam Miss Scuba International Pageant. Di antara 14 kontestan lain dari lima negara, Dayu lah yang berhasil merebut hati 30 juri yang terbagi dalam dua sesi, yaitu sesi training (terdiri atas instruktur selam, marine scientist, dan komunitas selam lain), dan sesi penjurian pada final (terdiri atas pelaku industri selam, model, pembawa acara, dan lain-lain).

"Attitude juga dinilai, bagaimana menjadi diver yang baik. Kita harus behave saat di dalam laut untuk menjaga kelestarian biota laut, dan memberikan contoh mengenai diving attitude pada orang-orang yang sekadar fine dive. Menyelam itu ada aturan-aturannya," ujar Dharmawan Sutanto, organizer Miss Scuba Indonesia.

Kriteria penilaian dalam hal wawasan mengenai diving dan konservasi kelautan memang menjadi poin utama, namun kontes ini juga dikemas sebagai beauty pageant agar penyampaiannya lebih menarik. Di malam final nanti, kontestan juga akan mengenakan beberapa jenis busana seperti halnya kontes kecantikan lain. Selain gaun malam dan busana untuk talent show, peserta juga akan tampil mengenakan wetsuit. Bahkan tahun ini akan ada pemenang untuk kategori Best Dive Gear.

Pendek kata, kontes Miss Scuba akan memberikan dampak positif bagi pariwisata Indonesia. "Tiap ke dive show dan bicara tentang dive spot di Indonesia, pengunjung jadi ingin datang ke sini. Saya juga banyak memanfaatkan social media seperti Twitter untuk memberitahu tempat-tempat yang asyik untuk dikunjungi," tambah Dayu.

Lebih lanjut, Dharmawan menegaskan bahwa kontes ini akan memberikan dampak ekonomi yang cukup luas. Kegiatan konservasi akan membantu masyarakat pesisir untuk ikut serta merehabilitasi terumbu karang. Dalam jangka panjang, unsur ini akan sangat berguna dan berdampak besar bagi para nelayan.

"Dari sisi pariwisata juga akan menambah devisa. Kegiatan diving itu meski bukan mass tourism tetapi tetap mendatangkan devisa cukup besar. Karena olahraga ini kebal dari resesi ekonomi dan politik," ujar Dharmawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com