Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/10/2012, 10:21 WIB

KOMPAS.com - Kampoeng Djamoe Organik (KaDO) seluas 10 hektar yang menjadi paru-paru kota di kawasan industri Cikarang, dapat menjadi salah satu inspirasi hidup sehat alami untuk keluarga.

Area konservasi 650 spesies tanaman Obat, Kosmetik, Aromatik (OKA) yang didirikan PT Martina Berto Tbk ini tak hanya fokus membudidayakan OKA, namun juga menjadi pusat pelatihan budidaya organik untuk berbagai kalangan.

Tak hanya itu, untuk mengedukasi masyarakat mengenai tanaman OKA, Martha Tilaar Group juga mengembangkan tanaman obat herbal dalam pot, yang bisa menginspirasi keluarga Anda untuk hidup sehat lebih alami.

Dari 30.000 spesies tanaman di Indonesia, 3.000 di antaranya berkhasiat sebagai tanaman obat. Melihat potensi ini Dr Martha Tilaar, founder dan chairwoman Martha Tilaar Group menghijaukan tanah gersang di kawasan industri Cikarang menjadi area konservasi yang menginspirasi. Salah satunya, menanam obat herbal dalam pot.

Dedi Sopiandi, supervisor KaDO, menjelaskan Martha Tilaar Group mengembangkan resep obat herbal yang didapat dari leluhur, menjadi konsep yang lebih praktis sesuai kebutuhan kalangan awam.

"Obat herbal dalam pot ini sebenarnya merupakan resep leluhur namun kami kembangkan dengan memberikan inspirasi menanam obat herbal di rumah melalui cara sederhana," jelas Dedi, di sela kunjungan media ke KaDO, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (30/10/2012) lalu.

Menurut Dedi, siapa pun bisa membudidayakan tanaman obat di rumah dengan cara sederhana ini. Obat herbal dalam pot ini merupakan penggabungan penanaman beberapa tanaman obat dalam satu pot untuk membantu mengobati penyakit tertentu. Jenis tanaman obat disesuaikan dengan resep obatnya.

Dedi mencontohkan, untuk mengobati batu ginjal, Anda bisa menanam empat jenis tanaman obat dalam satu pot sekaligus. Setiap pot dilengkapi dengan resep untuk membuat obat herbal mengatasi batu ginjal. Tanaman obat yang dimaksud di antaranya: kaji beling, kumis kucing, meniran, dan kunyit.

"Empat tanaman ini bisa ditanam dalam satu pot besar atau kecil, siram rutin, lalu saat dibutuhkan untuk pengobatan, petik daun sesuai resepnya," jelasnya.

Berbagai resep dan jenis tanaman obat ini tersedia di KaDO. Namun, menurut Dedi, obat herbat dalam pot ini tidak dijual. Pengunjung KaDO bisa meniru cara KaDO dalam menanam tanaman obat dan resepnya.

"Obat herbal dalam pot yang ada di sini tidak dijual tapi dikembangkan untuk memberikan inspirasi sekaligus mengedukasi pengunjung yang datang. Tanaman obat ini bisa didapatkan di mana saja, beberapa tanaman liar juga bisa. Jadi, jika ingin menanam sendiri di rumah, sangat mudah mencari tanamannya di mana saja," ungkapnya.

Berbagai obat herbal dalam pot ini memiliki ragam pilihan resep. Mulai resep mengatasi batuk, demam, hingga diabetes. Untuk mengatasi demam misalnya, cukup menanam tanaman obat pegagan, remujung, jinten, jahe dalam satu pot. Lalu ramu obat batuk alami sesuai resepnya. Begini membuatnya:

1. Siapkan satu genggam pegagan, satu genggam daun remujung, daun jinten lima lembar, dan rimpang jahe segar dua ruas.
2. Rebus semua bahan sesuai takarannya tadi dalam air bersih dua gelas (sebaiknya gunakan wadah dari tanah untuk merebus). Angkat rebusan saat air tersisa setengahnya.
3. Sesudah dingin saring dan biarkan beberapa menit.

Untuk mengatasi demam, minum ramuan herbal ini sebanyak setengah gelas, setiap pagi dan sore. Anda bisa menambah gula dan madu agar lebih nikmat.

Berbagai resep ini bisa Anda pelajari di KaDO yang terbuka untuk umum sebagai destinasi ekowisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com