Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2012, 09:17 WIB

T:
Saya memiliki sifat tertutup. Saat mengalami kesulitan saya sulit berbagi dengan siapa pun. Ini karena saya merasa lebih nyaman untuk memendamnya sendiri. Mbak Ainy, baik atau burukkah sikap seperti ini? Jika buruk, seperti apa solusinya? Thanks. (Evi Komariyah, 19)

J:
Mbak Evi yang luar biasa,
Bersifat tertutup atau menjadi pribadi yang terbuka adalah sebuah pilihan. Artinya setiap orang memiliki kekuatan untuk memutuskan sifat dirinya, mau menjadi pribadi yang tertutup atau terbuka. Tentunya, dengan satu syarat, MAU BERUBAH menjadi lebih baik.

Benar apa kata Anda, bahwa bersifat tertutup membuat Anda sulit berbagi dengan siapa pun. Dari berbagi cerita hingga berbagi kepercayaan. Ini terjadi, karena kita merasa tidak nyaman untuk menceritakan sesuatu tentang diri kita. Kita takut untuk menceritakannya, karena kita takut mereka memandang salah ataupun rendah atas apa yang terjadi pada diri kita. Dan di sinilah awal tumbuhnya kurangnya kepercayaan kepada orang lain.

Akibatnya, kita menjadi pribadi yang kurang percaya kepada orang lain. Dan kita akan sering merasa sendirian. Inilah sisi negatifnya menjadi pribadi yang tertutup, yang sangat merugikan diri kita sekarang dan di masa mendatang. Padahal, untuk merasakan hidup tidak sendirian, kita sangat membutuhkan teman dan support. Dan untuk mendapatkan teman dan support dibutuhkan kepercayaan, bukan?

Jadi, apa yang perlu Mbak Evi lakukan mulai sekarang? Hanya lima kata yang perlu Mbak lakukan mulai sekarang dan seterusnya, yaitu mau berubah menjadi lebih baik. Selama Mbak mau berubah menjadi pribadi yang lebih baik, tanpa Mbak sadari, Mbak mulai terbuka, mendapatkan banyak teman serta support mereka.

Caranya? Dengan mengatakan kepada diri Mbak mulai sekarang, ”Saya mau berubah menjadi pribadi yang terbuka dan mendapatkan teman sejati.” Katakan kalimat itu berkali-kali setiap hari dengan sepenuh hati.

Setelah itu, bicaralah dengan orang-orang yang menurut Anda enak untuk diajak bicara. Mulailah dengan obrolan santai, misal bicara tentang hobi Anda dan teman Anda. Apa impian teman Anda? Tempat apa saja yang suka dikunjungi teman Anda, dan sebagainya. Anda bisa memulainya dengan bertanya hal-hal yang disukai teman Anda. Simaklah cerita teman Anda dengan sepenuh hati. Setelah itu, baru giliran Anda menceritakan apa saja yang Anda sukai. Mudah, bukan?

Dari hal tersebut di atas, Anda akan bisa menilai, patut tidakkan teman Anda tersebut untuk diajak berbagi cerita sesuatu yang pribadi. Lakukan hal ini terus-menerus. Dan setiap Anda bertemu dengan teman Anda yang telah berbagi cerita kepada Anda, ucapkanlah terima kasih. Karena setiap cerita yang teman Anda berikan adalah tanda sebuah kepercayaan. Kepercayaan dirinya kepada Anda.

Bukankah setiap diri kita bahagia ketika mendapat kepercayaan dari orang lain, khususnya teman kita? Jika kita bahagia mendapatkan sebuah kepercayaan, sudah sepatutnyalah kita juga mulai percaya kepada orang lain, bukan?

Selamat menjadi Evi yang terbuka, percaya diri dan bahagia!

Ainy Fauziyah, CPC
Leadership Motivator & Coach
Penulis buku best seller Dahsyatnya Kemauan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com