Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 6 November 2012, 06:39 WIB

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Bagi kebanyakan masyarakat, belalang dianggap sebagai hewan liar dan hama tanaman. Tetapi di beberapa daerah, hewan ini masih dimanfaatkan menjadi sumber pangan yang kaya nutrisi.

Di Wilayah Gunung Kidul Yogyakarta misalnya, serangga ini masih dipertahankan sebagai makanan camilan atau pun lauk-pauk. Belalang dimanfaatkan oleh warga setempat dengan cara digoreng. Penduduk Gunung Kidul mengonsumsi belalang sebagai bahan pangan alternatif.

Pangan alternatif seperti belalang telah terbukti mampu mencegah penduduk dari kerawanan pangan dan gizi. Secara ilmiah kandungan gizi dalam belalang goreng memang tak bisa dianggap enteng. Belalang goreng ternyata tidak kalah bergizi dibandingkan sumber protein lainya seperti daging sapi.

Seperti diungkapkan pakar ilmu gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Ahmad Sulaiman, belalang merupakan hewan yang memiliki beragam jenis kandungan nutrisi penting seperti, protein, vitamin, asam lemak esensial dan mineral.

"Kalau pada belalang yang masih segar, kandungan proteinnya sekitar 20 persen, tetapi pada yang kering sekitar 40 persen. Belum kulitnya yang juga mengandung zat kitosan seperti udang. Tetapi tergantung jenis belalangnya, pada musim-musim tertentu ada jenis belang yang kandungan vitaminnya lebih tinggi.  Belalang juga dapat  memenuhi 25 hingga 30 persen kebutuhan vitamin A," ungkap Ahmad di sela-sela kegiatan Nutritalk Jelajah Gizi Sari Husada di Gunung Kidul, Yogyakarta, Jumat (2/11/2012) lalu.

Belalang, lanjut Ahmad, saat ini masih dijadikan sumber pangan alternatif, terutama pada masyarakat di sejumlah daerah yang mengalami kesulitan sumber makanan. Bahkan di beberapa negara, belalang sebenarnya sudah dijadikan makanan pokok.

"Sudah banyak penelitian ilimiah yang membuktikan manfaat belalang. Di negara lain bahkan ada yang menjadikannya sebagai makanan pokok. Di Indonesia pun, di zaman kita susah belalang pernah menjadi makanan utama. Tetapi kini sudah banyak ditinggalkan karena ada beragan sumber protein lainnya,"  papar pakar dari Department of Community Nutrition, Facultas Ekologi dan Manusia IPB itu.

Nutrisi belalang

Masyarakat, lanjut Ahmad, sebenarnya dapat memanfaatkan belalang untuk membantu memenuhi kecukupan protein, zat yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan.  Selain kadar proteinnya tinggi, dalam belalang terkandung beragam jenis mineral seperti kalsium, magnesium, potassium, sodium, fosfor, zat besi, zinc, mangan dan tembaga. Sedangkan kandungan vitaminnya beragam mulai dari vitamin A, B, B1, B2, B6, E dan C, asam folat hingga berbagai jenis asam lemak.

"Protein ini sangat penting untuk pertumbuhan.  Bila tubuh kekurangan protein, penyerapan dan fungsi zat gizi lain di dalam tubuh tidak optimal. Misalnya seseorang yang kurang vitamin A dianjurkan makan banyak sayuran. Tetapi makan sayuran tidak akan optimal kalau tubuh kurang protein karena penyerapan itu butuh lemak dan protein pengikat retinol," papar Ahmad yang juag Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi IPB itu.

Pemanfaatan belalang, kata Ahmad memang belum digali secara maksimal di Indonesia. Ia menyarankan, belalang dapat diolah menjadi bahan pangan atau bentuk  makanan lainnya yang lebih menarik dan dapat lebih diterima masyarakat. "Mungkin dapat diolah menjadi tepung atau makanan seperti nugget, bakso atau burger. Kalau sudah diolah tentu akan berbeda dan dapat  lebih diterima ," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau