Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2012, 10:27 WIB

KOMPAS.com - ”Umur biologis saya 21, umur KTP rahasia, ha-ha-ha,” kata Deby Vinski tentang usia. Bagi dokter spesialis anti-penuaan ini, usia manusia memang dibagi dua. Sekarang tebaklah, berapa usia biologis dan KTP Anda?

"Dokter Deby kasih tahu ya... umur KTP itu tidak bisa diubah, tapi umur biologis bisa diubah dengan pengobatan antiaging,” kata Deby yang selalu menyebut dirinya dengan sebutan ”Dokter Deby”.

Deby lantas menjelaskan bagaimana penuaan bisa dihambat dengan serangkaian terapi antitua, mulai olahraga, perbaikan nutrisi, penyeimbangan hormon, hingga pengobatan canggih sel punca. Lewat terapi itu, lanjut Deby, kondisi manusia yang sudah berumur bisa dikembalikan ke masa kanak-kanak. Tubuh kembali muda, sehat, dan kuat. Artinya, harapan hidup pun jadi lebih panjang.

”Orang disebut tua itu bukan di usia 60 tahun, tapi 80 tahun ke atas,” kata Deby yang sekujur tubuhnya memancarkan citra kemudaan. Kulit kencang, wajah segar, dan sehat. Rambutnya yang coklat panjang dibiarkan tergerai, bulu mata dibuat lentik, bibir dipulas gincu warna fuchsia, dan jari tangan diberi kuteks merah menyala. Saat kami bertemu, Deby mengenakan blus pink dipadu rok pendek model penari balet serta sepatu jinjit.

Dokter seperti boneka Barbie!
”Oh terima kasiiih.... Dokter Deby dari dulu memang suka sekali Barbie, enggak tahu kenapa,” katanya sambil tersenyum.

”Saya juga suka warna pink. Stetoskop saya juga pink. Dan, coba lihat kamar (praktik) ini, hampir semuanya warna pink. Ada sedikit warna hijau, sih, sekadar untuk menghormati laki-laki saja. Tapi, kalau perlu nanti Dokter buang, ha-ha-ha,” kata Deby berseloroh.

Ruang praktik itu ditata seperti istana Barbie. Tempat duduk Deby tampak seperti singgasana seorang ratu. Ya, Deby memang seorang ratu. Koleganya menyebut dia ”The Queen of Antiaging”.

Hormon cinta
Deby mulai praktik pengobatan antiaging sekitar empat tahun terakhir. Karena pengobatan antiaging relatif baru di Indonesia, Deby kerja keras untuk memopulerkannya lewat berbagai cara. Baru-baru ini dia mengeluarkan buku berjudul Perfect Beauty Anti-Aging: Be Younger, Sexier, Healthier, Happier.

”Dokter ingin orang Indonesia juga memanfaatkan pengobatan ini. Masak, sih, orang Amerika saja yang berumur panjang, orang Indonesia enggak,” kata Deby dengan nada lembut.

Upaya Deby menuai hasil. Orang-orang yang ingin kembali muda–mulai selebritas, pengusaha, hingga politisi–berbondong-bondong datang ke klinik Deby Vinski di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Mereka rela antre tiga bulan untuk mendapatkan kesempatan berkonsultasi dengan Deby. Dan, ketika mereka datang, Deby akan menyambutnya dengan sapaan ”Hai cintaaa, hai sayaaang...!”. Setelah itu, Deby menyuguhkan aneka buah.

Deby mengatakan, 45 persen pasiennya adalah laki-laki. Mereka umumnya datang untuk terapi hormon agar sehat dan awet muda. Biasanya mereka akan datang, dan datang lagi, untuk suntik hormon setelah merasakan manfaatnya, antara lain makin disayang istri.

Kepada pasien model begini, Deby akan memberi satu resep tambahan: meminta si pasien sering-sering memeluk, mencium, dan mengungkapkan kata-kata cinta kepada istrinya. Peluk, cium, dan ungkapan cinta, kata Deby, akan meningkatkan hormon cinta yang turun akibat stres, tuntutan hidup, atau tumpukan pekerjaan.

”Kalau pasien itu datang dengan pasangannya, Dokter akan bilang, ’Ayo Pak bilang sayang dulu ke istri Bapak. Kalau enggak... Dokter enggak mau suntik,’ ha-ha-ha,” ujar Deby.

Si pasien, kata Deby, pasti memilih bilang sayang kepada istrinya agar tetap disuntik hormon cinta dan awet muda.

Presiden ”antiaging”
Deby menekuni dunia pengobatan antiaging awalnya demi ayahnya yang terkena stroke. Deby sangat terpukul, apalagi sebelumnya opa dan omanya juga terserang stroke. ”Papi yang sehat dan ganteng tahu-tahu lumpuh sebelah. You know what? Matahari sepertinya tidak bersinar lagi.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com