Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2012, 10:46 WIB
Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

KOMPAS.com - Selama lebih dari 4 tahun menangani kasus-kasus gangguan psikosomatik, saya sering mencatat hal-hal yang menarik berhubungan dengan pasien yang mengalami gangguan ini. Pasien datang dengan keluhan fisik yang beraneka ragam ataupun pasien yang hanya mengalami satu atau dua macam keluhan saja.  Namun seperti pada beberapa tulisan saya terdahulu, kebanyakan kasus psikosomatik melibatkan sistem saraf otonom, sehingga gejalanya lebih banyak adalah gejala di jantung, paru dan lambung. Inilah sebagian besar gejala yang dialami pasien psikosomatik

Pahami dulu apa itu Psikosomatik

Kalau merujuk ke asal kata psikosomatik, maka terdiri dari dua kata yaitu psiko yang artinya jiwa,mental atau psikis dan somatik yang artinya badan, tubuh atau soma. Banyak orang yang bertanya kepada saya, sebenarnya arti psikosomatik itu apa. Kita tidak perlu bingung masalah istilah, namun sebenarnya kata psikosomatik itu bisa bermakna :

a. Adanya keluhan fisik (soma) yang disebabkan oleh faktor psikologis (psiko) : ini merupakan arti istilah psikosomatik yang paling sering dipahami

b. Adanya keluhan psikologis (psiko) dan fisik (soma) bersama-sama pada seorang pasien : ini merupakan istilah psikosomatik yang juga banyak dipahami sebagai bagian yang membuat penanganan kasus psikosomatik itu melibatkan pendekatan biologis,psikologis dan sosial.

c. Adanya faktor-faktor psikologis yang berpengaruh pada kondisi somatik (tubuh) dan sebaliknya : ini biasanya pengertian dalam praktik ilmu kedokteran psikiatri konsultasi dan liaison. Psikiater bidang psikosomatik biasanya mempunyai urusan dengan pasien-pasien gangguan medis yang mengalami gejala-gejala psikologis dan pasien gangguan jiwa yang mengalami sakit medis.

Apakah gejala psikosomatik Itu lebih mudah hilang?

Berdasarkan pengalaman klinis, memang saya mencatat banyak kasus psikosomatik yang pasiennya mengeluh fisik dan psikis (lihat atas bagian b.) kebanyakan setelah diobati dengan obat antidepresan dan psikoterapi suportif akan lebih hilang gejala fisiknya lebih dahulu dibandingkan keluhan psikisnya. Apalagi jika keluhan fisik tersebut terkait gejala depresi.

Walaupun pada banyak penelitian mengatakan gejala depresi itu akan hilang berbarengan dengan gejala fisiknya, dalam artian jika depresinya teratasi maka gejala fisiknya juga akan baik, ternyata pada kenyataannya tidak demikian. Gejala fisik yang diobati dengan tepat biasanya lebih dulu membaik daripada gejala psikologisnya. Walaupun hasil ini berbeda-beda untuk tiap pasien, namun dari catatan saya memang lebih dari 50% pasien merasakan dia lebih nyaman secara fisik dulu baru kemudian rasa cemas atau depresifnya berkurang.

Keluhan fisik yang berkurang gejalanya ini yang membuat perasaan was-was dan cemas pasien menjadi lebih baik akhirnya. Pengamatan pada pasien psikosomatik yang lebih mengeluh fisiknya memang sedikit berbeda dengan pasien gangguan jiwa yang lebih banyak mengalami keluhan psikis seperti skizofrenia misalnya. Jadi memang menarik untuk diamati bahwa ketika keluhan fisiknya berangsur menghilang, pasien akan merasa lebih percaya diri dalam mengatasi kondisi kehidupan sehari-harinya.

Cegah psikosomatik perulang

Pembahasan kasus-kasus psikosomatik selalu biasanya saya tutup dengan pesan kepada pasien atau orang yang mengalami psikosomatik bahwa pemeriksaan dengan seorang psikiater adalah yang disarankan bagian pasien untuk mengatasi keluhannya. Kondisi perbaikan fisik maupun psikis yang terkait dengan psikosomatik akan bisa diatasi oleh psikiater yang merupakan seorang dokter yang mengambil ilmu kedokteran jiwa sebagai spesialisasinya.

Lain daripada kontrol ke psikiater ada hal-hal yang perlu diperhatikan pada penatalaksanaan kasus psikosomatik, hal itu antara lain :

- Pengobatan tuntas. Pengobatan yang tuntas dan selesai dengan baik memberikan kemampuan pasien untuk mempertahankan dirinya dari kekambuhan akibat penyakit ini kembali. Struktur sistem otak yang sudah baik akan membantu mencegah penyakit ini datang lagi

- Menjaga kesehatan fisik dan mental. Kekambuhan bukan hal yang mustahil dalam gangguan psikosomatik. Bahkan dari penelitian, gangguan psikosomatik yang didasari oleh depresi maka kemungkinan kambuhnya bisa mencapai lebih dari 50% walaupun sudah diobati dengan baik. Kesehatan fisik sangat mempengaruhi kondisi mental dan begitu pula sebaliknya. Pasien yang mengalami psikosomatik memang lebih sensitif terhadap respon fisiknya dan menjadi lebih tidak nyaman saat sakit datang. Kesehatan fisik yang baik dan didukung oleh kesehatan mental yang baik akan sangat berguna untuk mencegah psikosomatik datang kembali.

- Tidur yang cukup dan berkualitas. Saya selalu menekankan pasien saya untuk tidur yang cukup dan berkualitas. Tidur akan membuat tubuh kita relaks dan beristirahat sedangkan jika kita merasa tidak cukup tidur maka badan akan terasa lemah. Jadi usahakan tidur di jam yang baik dan dengan jumlah waktu yang cukup. Semoga informasi ini bisa berguna untuk kita semua. Psikosomatik Sembuh ? Pasti BISA

 

Salam Sehat Jiwa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com