Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/12/2012, 09:26 WIB

KOMPAS.com - "Bila ingin mengurangi berat badan, apakah kita harus menghindari comfort food? Bila demikian, berarti makanan semacam itu tidak sehat ya? Lalu apakah makanan sehat itu harus selalu tidak enak?" (Sandra, via e-mail)

Naluri makan kita tidak hanya datang saat perut lapar, tapi juga saat mata atau batin lapar, demikian menurut dr Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, konsultan pengaturan berat badan yang juga pemilik PT Shape-Up Indonesia. Itulah mengapa makanan tidak lagi menjadi sekadar makanan.

Food is not just food. Food is a primitive form of comfort. Misalnya, saat kepanasan kita mencari makanan yang dingin seperti es krim. Saat kedinginan kita mencari makanan hangat, seperti bakso. Bila sedang bosan, lelah bekerja, atau banyak pekerjaan, yang cenderung dicari adalah makanan yang dapat membuat kita nyaman.

Naluri makan seseorang dimulai sejak bayi. Awalnya karena lapar, tapi seiring bertambahnya usia dan pengaruh lingkungan, seseorang tidak hanya makan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya saja. Kita juga makan untuk memenuhi keinginan mata atau batin demi kenikmatan atau rasa nyaman (comfort) yang bisa didapatkan dari makanan.

Kecenderungannya, kita memilih makanan berdasarkan penampilan visual dan rasa yang melambangkan bahwa makanan itu "edible" dan bergizi tinggi untuk membantu kelangsungan hidup. Misalnya, kita akan lebih tertarik pada makanan yang berwarna merah dan bukan hijau, lebih suka yang manis dan gurih, dan bukan yang pahit atau asam yang identik dengan racun.

Itulah mengapa kemudian sebagian makanan disebut sebagai comfort food. Sebenarnya comfort food bisa juga sehat dengan menyajikannya sebagai seductive nutrition. Ini merupakan sebuah pendekatan baru dalam memberikan pilihan makanan yang lebih sehat tanpa harus mengorbankan kelezatan rasa, pengeluaran, dan keinginan untuk memanjakan diri.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com