Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/12/2012, 17:08 WIB

KOMPAS.com - Leadership Motivator dan Coach, Ainy Fauziyah, CPC (Certified Professional Coach) mengatakan wanita karier (ibu bekerja) memiliki tantangan besar, yakni fokus pada keluarga begitu masuk ke rumah meninggalkan pekerjaannya. Fokus pada keluarga memiliki banyak makna, siapkah ibu menjawab tantangan ini dan apa ukuran keberhasilannya?

Bagi Ainy, memiliki karier sekaligus memiliki anak-anak berkepribadian baik penuh kepedulian, menjadi salah satu ukuran keberhasilan ibu bekerja/wanita karier, bukan semata memiliki anak berprestasi.

Ukuran lainnya, kala anak bermasalah, ibu mampu memainkan peran terbaik diawali dengan mengoreksi diri, bukan berkata atau bersikap kasar pada anak sebagai bentuk pembelaan diri. Tapi memberikan kecupan, pelukan, doa sambil mengajarkan anak untuk tak lagi mengulangi kesalahannya.

"Kalau anak belum bersikap/bertutur kata baik, yang pertama harus diubah adalah diri kita selaku orangtuanya. Pasti ada yang salah. Orangtua mungkin sudah tanggap tapi orangtua kurang mendidik anak untuk tanggap, lupa melibatkan anaknya untuk tanggap. Kita terlalu sayang jadi tidak mengajak anak untuk tanggap. Kita harus membenahi diri terus menerus," ungkap pengasuh Rubrik Konsultasi Pengembangan Diri Kompas Female ini.

Saat anak bermasalah, anak berkata kasar ke ibunya, jangan menghakimi, saran Ainy. Coba tanyakan pada diri sendiri, apa yang ibu lakukan sepulang bekerja setibanya di rumah? Apakah pulang ke rumah dengan tetap mengerjakan pekerjaan kantor dan membuat anak merasa tidak dianggap penting karenanya?

Coba ingat kembali, seberapa sering ibu memeluk anak? Membelikan anak beragam barang mahal atau apa pun yang dibutuhkannya bukan bentuk kasih sayang.

"Bukan kasih sayang namanya jika anak dididik dengan materi," tuturnya.

Alih-alih memberikan barang, limpahkan kasih sayang pada anak dengan doa. Kalaupun anak berbuat salah, berkatalah lembut untuk mengingatkan bukan menghakiminya. Sudahkah ibu fokus pada keluarga dengan menyediakan limpahan kasih sayang?

Ainy menyarankan, jangan pernah memukul anak seberapa pun emosinya ibu. "Memukul ibarat memaku dinding. Akan ada lubang yang berbekas. Sikap ini akan melukai anak kita. Anak mungkin memaafkan, tapi luka tetap ada. Kata-kata kasar pun menimbulkan bekas luka," lanjutnya.

Sudahkah ibu fokus keluarga dengan tidak berkata/bersikap kasar pada anak?

Tantangan wanita karier dalam keluarga adalah juga menumbuhkan sikap penuh tanggung jawab, jujur, peduli pada anak. Jika sejak kecil sikap ini sudah ditanamkan, akan lebih mudah bagi ibu untuk mendidik anak saat ia tumbuh semakin besar.

Membangun kedekatan dengan anak menjadi tantangan lainnya. "Kita harus menyenangi apa yang anak senangi, maka anak akan jadi dekat. Mengambil hati anak dengan apa yang disenanginya tapi tidak berpura-pura melainkan dilakukan dengan sepenuh hati," ujarnya.

Bagaimana dengan Anda, langkah apa yang Anda lakukan untuk selalu siap menjawab tantangan ini: Menjalani peran sebagai ibu bekerja, memiliki karier dan kesibukan dalam pekerjaan, dan mempunyai anak berkepribadian baik bukan semata anak berprestasi?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com