Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/02/2013, 10:50 WIB

KOMPAS.com - Ini bukti ilmiah mengapa tidak cukup hanya memasang tampang cemberut ketika kita berharap si dia mau membantu kita beberes rumah. Pria ternyata butuh waktu lebih lama untuk menilai ekspresi wajah, demikian menurut penelitian dari Edinburgh University, Skotlandia.

Para peneliti mengatakan bahwa studi ini mengonfirmasi kemampuan pria dan wanita dalam berempati, berpura-pura, dan memproses rangsangan sosial.

“Penemuan kami menunjukkan bahwa pria mempunyai strategi untuk mengatasi empati alami mereka yang lebih rendah dengan mengaktivasi bagian otak yang memahami isyarat-isyarat sosial secara berlebihan," tutur Profesor Stephen Lawrie, kepala departemen psikiatri dari Edinburgh University yang memimpin studi ini.

Dalam eksperimennya, peneliti menggunakan pemetaan otak untuk memelajari reaksi pria dan wanita ketika diperlihatkan foto-foto wajah dengan berbagai ekspresi. Mereka diminta menjelaskan seberapa cerdas seseorang berdasarkan ekspresi wajahnya, apakah ia bisa dipercaya, dan apakah ia ramah atau tidak. Ketika mereka memberikan jawaban, peneliti mengukur lamanya reaksi responden dan melakukan scanning otak mereka.

Menurut pemetaan otak ini, aliran darah ke bagian otak yang berfungsi membuat keputusan emosional menunjukkan bahwa otak pria harus bekerja lebih keras untuk membuat penilaian emosional. Studi dirancang untuk memberikan cukup waktu bagi pria untuk membaca emosi, namun ketika dihadapkan pada pembuatan keputusan dalam waktu cepat di kehidupan nyata pria lebih sulit membuat penilaian itu daripada wanita.

Ketika ditanya mengenai intelejensi seseorang, ada sedikit perbedaan antara pria dan wanita. Dalam hal memutuskan apakah seseorang ramah atau tidak, pria butuh waktu lebih lama. Meskipun begitu, pada dasarnya pria mempunyai pendapat yang sama dengan kaum wanita.

Pola yang terlihat pada pria ini menurut Lawrie juga terlihat pada orang-orang dengan kondisi autisme, yang juga kesulitan membedakan ekspresi wajah. Karena itu, tim peneliti menyarankan penggunaan alat-alat baru untuk membantu penyandang autisme memelajari aturan sosial dan meningkatkan ketrampilan mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com