Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2013, 08:42 WIB

T:
Saya seorang yang pernah mengalami kegagalan rumah tangga. Dulu saya sangat mencintai istri saya, apa pun yang istri saya minta saya sekuat tenaga untuk memenuhinya. Kami pun mempunyai satu anak laki-laki. Setelah tiga tahun menikah saya mendapatkan cobaan ekonomi usaha saya bangkrut, istri saya pun tidak kuat dan meminta cerai. Sebenarnya saya tidak peduli dengan perceraian ini asal saya tidak jauh dari buah hati saya. Tetapi anak saya bersama ibunya, dan bila saya mengunjungi anak saya, saya sangat sakit hati dengan sikap keluarga mereka yang meremehkan saya. Terus terang dalam diri saya mulai muncul sikap benci kepada wanita. Saya pun selalu ragu bila memulai hubungan baru dengan seorang wanita. Ada rasa sesak di dada terutama bila saya teringat buah hati saya. Apa yang sebaiknya saya lakukan untuk mengatasi hal ini? (Adi, 33)

J:
Mas Adi yang luar biasa,
Saat membaca tulisan Anda kalimat per kalimat, hati saya pun ikut terenyuh, merasakan apa yang Anda rasakan saat ini. Dan saya yakin, di balik semua ini Anda memiliki semangat luar biasa untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan yang sangat layak untuk Anda dapatkan.

Mas Adi, membaca penjelasan Anda di atas, menurut hemat saya, Anda adalah seorang suami yang luar biasa dan sangat menyayangi istri dan anaknya. Anda sudah berusaha memberikan yang terbaik pada mantan istri Anda. Sayangnya, mantan istri Anda sepertinya tidak mencintai Anda dengan sepenuh hati. Seorang istri yang baik adalah ketika ia mencintai suaminya baik dalam suka maupun duka.

Tapi, ya sudahlah. Anda tidak perlu menengok ke belakang. Sudah saatnya Anda memandang ke depan, menjalani kehidupan dengan penuh semangat, suka cita dan keyakinan bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan, memberikan kita kebahagiaan serta mendapatkan kasih sayang Tuhan yang berlimpah. Begitu juga sebaliknya. Setiap keburukan itu menjauhkan kita dari kebahagiaan apalagi kasih sayang Tuhan.

Termasuk ketika direndahkan pihak keluarga mantan istri Anda. Saya tahu ini memang menyakitkan. Tapi marilah kita fokus pada tujuan utamanya. Bahwa tujuan utama Anda adalah bertemu dengan sang buah hati tercinta, bukan?

Jadi, apa yang perlu Anda lakukan? Lakukan tiga langkah sederhana berikut ini secara konsisten.

Pertama, fokus pada tujuan utama Anda. Sebenarnya, apa tujuan utama Anda saat ini? Jika Anda merasa belum mempunyai tujuan utama karena tenggelam dalam kesedihan, sebaiknya Anda sekarang segera menentukannya. Bisa jadi salah satu tujuan utama Anda saat ini adalah bangkit secara ekonomi dengan tetap bisa menjalin silaturahim dengan buah hati tercinta.

Untuk menyikapi keluarga mantan istri yang meremehkan Anda, hadapilah dengan hati yang bening. Artinya, tidak usah diambil hati. Saya tahu ini tidak mudah, tetapi tidak berarti Anda tidak bisa, bukan? Bukankah tujuan utama Anda adalah bertemu buah hati tercinta, dan bukan bertemu dengan mereka?

Kedua, fokus pada usaha Anda. Apa yang terjadi kemarin di usaha Anda adalah sebuah pengalaman yang berharga. Pasti ada hikmah positifnya. Tugas Anda adalah memperbaiki hal-hal yang menyebabkan kebangkrutan Anda serta mencari strategi untuk terus mengembangkan usaha Anda.

Ketiga, membuka hati Anda dengan wanita lain, yang berhati baik dan tulus. Mas Adi, kalaupun Anda mengalami hal buruk dengan mantan istri Anda, tidak berarti setiap wanita seperti beliau. Masih banyak wanita yang baik hati yang mencintai suaminya baik dalam suka dan duka.

Rahasia untuk menemukan wanita yang baik hati adalah, terbuka apa adanya siapa diri Anda saat ini termasuk kondisi ekonomi Anda. Amati sikapnya, apakah dia tergolong wanita yang matre atau baik hati dan supportif. Dan terakhir, mulailah membina hubungan dengan wanita yang baik hati dan supportif itu dengan sepenuh hati, tanpa membandingkan dirinya dengan mantan istri Anda ataupun membandingkan dirinya dengan yang lainnya.

Bismillah, saya bantu doa ya. Percayalah, jalan kebahagiaan terbuka lebar untuk Anda. Allah selalu bersama Anda! Selamat melangkah dengan penuh cinta kasih.

Ainy Fauziyah, CPC
Leadership Coach & Motivator
Penulis buku best seller "Dahsyatnya Kemauan"
www.ainyfauziyah.com
www.ainymotivationclass.com

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com