Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2013, 13:04 WIB

KOMPAS.com - Setiap perempuan wajib menjaga kebersihan organ intimnya. Organ intim yang tidak dirawat dengan tepat akan menimbulkan berbagai masalah, seperti keputihan. Yang memprihatikan, ternyata 70 persen perempuan Indonesia mengalami masalah ini. Padahal jika tak diatasi sejak dini, keputihan bisa berkembang menjadi penyakit lain yang lebih berbahaya seperti kanker serviks.

Keputihan sebenarnya bisa dikategorikan sebagai gejala yang wajar, asalkan tidak berbau. Namun, keputihan juga bisa bersifat patogenik karena terinfeksi bakteri atau jamur. Keputihan patogenik ini bisa dicirikan dengan keluarnya cairan putih yang berwarna dan berbau, keluar dalam jumlah banyak, dan berlangsung dalam jangka waktu lama.

"Keputihan bisa disebabkan karena banyak hal, salah satunya karena pemilihan celana dalam yang salah," ungkap dr Uqudiah Kafanila Prisatianti dari Derma Prescriptive Klinik kepada Kompas Female, usai peluncuran Women's Secret klinik ini di Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (27/2/2013) lalu.

Celana dalam akan memengaruhi kelembaban dan sirkulasi udara di vagina. Kelembaban yang terlalu tinggi akan membuat jamur dan bakteri di vagina berkembang cepat dan menyebabkan keputihan yang patogenik (berpotensi jadi penyakit).

Ia menambahkan bahwa celana dalam yang paling baik untuk menjaga kesehatan vagina adalah yang berbahan katun. Bahan katun memiliki pori-pori kain yang besar sehingga memungkinkan terjadinya pergantian udara dengan baik. Selain itu, katun juga memiliki elastitas yang baik dan tekstur kain yang lembut sehingga tak menimbulkan alergi atau gatal pada area tersebut.

Hindari memilih celana dalam yang terbuat dari bahan yang berpori kecil seperti satin atau spandex yang terlalu ketat. Hindari juga memilih celana dalam yang berbahan tile. Sekalipun berpori besar (mirip jala), namun tektur kainnya yang agak kasar membuat Anda tak nyaman memakainya dan juga bikin gatal.

"Tidak masalah jika hanya dipakai sekali-kali. Tetapi hindari untuk menggunakan bahan tersebut untuk pemakaian sehari-hari," sarannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com