Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/03/2013, 18:41 WIB

KOMPAS.com -  Kesadaran perempuan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan organ intim tampaknya masih rendah. Buktinya, sekitar 70 persen perempuan Indonesia menderita keputihan.

"Hal ini sungguh disayangkan karena setiap perempuan harusnya punya kesadaran diri yang tinggi untuk merawat organ kewanitaan yang paling vital ini," ungkap dr Uqudiah Kafanila Prisatianti dari Derma Prescriptive Klinik kepada Kompas Female, usai peluncuran produk Women's Secret di Kedoya, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.

Salah satu penyebab timbulnya keputihan pada perempuan adalah kondisi vagina yang terlalu lembab. Area vagina yang lembab akan membuat jamur dan bakteri berbahaya tumbuh lebih cepat. Serangan jamur dan bakteri pada vagina akan menyebabkan keluarnya cairan kental berwarna putih yang disertai dengan rasa gatal.

Yang berbahaya adalah jika cairan ini memiliki warna putih kehijauan dan berbau. Dalam jangka panjang, keputihan ini akan menyebabkan timbulnya kanker serviks. Sampai saat ini, kanker serviks masih menjadi pembunuh perempuan nomor satu.

Dr Uqe, sapaan akrab Uqudiah, mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Salah satu tindakan pencegahan terjadinya keputihan yang paling disarankan adalah memilih bahan pembuat celana dalam yang tepat, dan sering mengganti celana dalam.

"Karena celana dalam melekat langsung pada kulit maka area yang tertutupi celana akan lebih lembab. Di area inilah bakteri dan jamur berkembang paling cepat," tambahnya.

Mengganti celana dalam biasanya dilakukan dua kali sehari sebelum mandi, namun ini bukanlah aturan wajib yang harus selalu diikuti. Untuk menghindari kelembaban yang tinggi di area vagina, ada baiknya untuk mengganti celana dalam sesering mungkin.

Anda bisa mengganti celana dalam ketika celana sudah terasa lembab dan tak nyaman dipakai lagi. Frekuensinya tergantung pada aktivitas yang dilakukan. Jika Anda suka berolahraga, pasti celana dalam akan lebih cepat lembab. Otomatis Anda harus lebih sering mengganti celana dalam dibanding perempuan lain yang hanya bersantai di rumah.

Kebanyakan perempuan juga cenderung malas untuk mengganti celana dalam lebih sering. Untuk mengakalinya, biasanya mereka lebih memilih untuk menggunakan pantyliner atau celana dalam sekali pakai. Padahal menurut dr Uqe, penggunaan pantyliner dan celana dalam sekali pakai tidak terbukti bisa menghindarkan Anda dari keputihan.

"Pantyliner justru berbahaya karena pori-porinya rapat sehingga kondisi vagina jadi lebih lembab. Pantyliner juga membuat kotoran dari vagina menempel lebih lama di permukaan vagina. Sedangkan celana dalam sekali pakai biasanya kurang nyaman digunakan dan bisa membuat kulit iritasi," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com