Roslina lantas menyarankan untuk tidak memilih teman hanya berdasarkan kepopuleran atau fisiknya saja.
Sebaiknya remaja diajar untuk memilih teman yang bisa membantu melewati tantangan hidup karena dengan cara itu mereka akan membantu memberi feedback positif.
Teman yang baik bisa menjadi orang yang menemani hidup dan membuat kita sempurna sebagai manusia.
Sebab, teman bukan cuma buat bersenang-senang, tapi juga memberi dan berbagi hal positif.
Masa remaja dianggap sebagai masa yang penuh suasana seru dalam hidup.
Beragam tantangan, masalah, dan keceriaan harus dinikmati remaja sebagai satu proses pembentukan jati diri dan mengarahkan kehidupan mereka selanjutnya.
Sayang, terkadang masalah ini justru membuat mereka kalah dan terjerumus dalam hal yang negatif.
Baca juga: 10 Hal yang Patut Dihindari Saat Asuh Anak Pra-remaja
"Di saat inilah mereka membutuhkan orangtua sebagai teman untuk berbagi, bukan sebagai penghukum atau tukang ngomel," ungkap Roslina.
Lebih jauh, oangtua harus lebih memberi perhatian dan bisa bersikap sebagai seorang teman yang baik pada remaja.
Bagaimana pun, remaja juga mempunyai tantangan dan tekanan yang besar untuk membentuk identitas diri yang positif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.