Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/04/2013, 19:30 WIB

KOMPAS.com - Tidak semua perempuan suka memakai sepatu hak tinggi atau high heels. Tetapi mau tidak mau, pasti ada satu momen yang menuntut perempuan memakai sepatu berhak tinggi. Bahkan untuk kalangan tertentu, apalagi model, memakai sepatu berhak tinggi adalah hal mutlak.

Itu juga yang dirasakan oleh model yang sekarang jadi Puteri Indonesia 2013, Whulandary Herman. Perempuan asal Padang, Sumatera Barat ini mengaku dirinya dulu juga tidak begitu suka dengan high heels karena karakternya yang sedikit tomboy. Tetapi, lama-kelamaan dia punya kiat sendiri bagaimana menyiasati sepatu hak tinggi karena sekarang hampir setiap hari harus memakainya.

Whulan memakai sepatu hak tinggi karena kebiasaan. Mulainya dari hak yang tergolong rendah, dan secara berangsur memakai hak yang lebih tinggi. Misalnya, awalnya memakai sepatu berhak 3 cm, lalu 5 cm, dan terus bertambah sampai 15 cm kalau sudah terbiasa.

"Karena kalau mau langsung hak tinggi 15 cm bisa gawat, encok kaki nanti," ujar perempuan dengan tinggi 176 cm ini.

Selain menjadikan pemakaian sepatu high heels sebagai kebiasaan, ada upaya untuk menahan rasa sakit karena memakainya secara rutin. Whulan biasa merendam kakinya dengan air panas atau air garam, agar urat kaki tidak begitu tegang.

Umumnya ketika memakai high heels, perempuan merasa sakit dan capek di bagian depan sepatu. Tetapi setelah beberapa lama dan terbiasa, sakitnya akan hilang. Jadi ketika pertama memakainya, memang mesti menahan rasa sakit dulu.

"Untuk tampak modis, memang sebaiknya pakai high heels, dan biasakan saja dari sekarang," ujar Whulan, yang tampak menjulang dengan sepatu berhak 15 cm warna hitam ketika ditemui di sela-sela peringatan satu tahun online shopping Lazada di Decanter Wine House, Plaza Kuningan, Jakarta, Senin (8/4/2013).

Menurut Wulan, saat ini ia sudah memulai persiapan untuk mengikuti ajang Miss Universe yang akan digelar akhir tahun mendatang. Sementara dalam waktu dekat ia akan ditunjuk sebagai duta anti tembakau oleh organisasi wanita anti tembakau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com