Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 09/02/2023, 10:05 WIB
Felicitas Harmandini

Editor

3. Menggunakan "tapi"

Ini salah satu kata sederhana yang bisa menjadi kalimat pembunuh yang diucapkan seorang perempuan.

Kok bisa sih kata ini memiliki dampak yang begitu kuat untuk seorang pria?

"Kata ini akan membuat pria merasa apa yang pernah ia lakukan ini tidak cukup baik untuk kita," jelas Gonzalez.

Coba perhatikan lagi, berapa kali kita pernah mengungkapkan kata ini pada si dia."

"Misalnya, 'baju yang kamu beli untuk aku bagus kok, tapi...', 'Sepatunya bagus juga, tapi..'."

"Daripada mengucapkan 'tapi', bukankah lebih baik mengucapkan 'terima kasih' kepadanya?"

4. Mengungkit-ungkit kegagalannya

Tidak ada orang yang lepas dari kegagalan, demikian juga kita dan pasangan.

Kita pasti tak mau kalau kegagalan kita selalu diungkit-ungkit dan dianggap tidak mampu memperbaikinya di lain hari.

Ketika pria melakukan sebuah kesalahan, tanpa disadari mungkin kita memberinya cap buruk dan tidak lagi percaya kepadanya untuk melakukan hal itu.

Misalnya ketika ia gagal memperbaiki mobil yang mogok di tengah jalan sampai berjam-jam lamanya.

Karena kesal harus menunggu lama, secara tak sadar ada memori yang tertanam dalam otak kita, dia tidak mampu melakukan hal tersebut.

Akibatnya, ketika kejadian ini terulang lagi, kita tidak percaya lagi pada kemampuannya untuk memperbaiki kembali dan memilih untuk langsung memanggil montir.

"Kita mungkin berpikir bahwa kita sedang mendukung dan membantunya agar ia tak perlu bersusah payah untuk memperbaikinya."

"Tetapi percayalah, perbuatan ini justru melukai sisi maskulinnya. Karena pada dasarnya, pria ingin menjadi semua yang kita butuhkan," kata psikolog dr Ramani Durvasula.

Baca juga: Banyak Pria Pasif dalam Hubungan, Apa Pemicunya?

5. Tak membutuhkannya

Amber Neal, seorang matchmaker, mengungkapkan bahwa kunci utama keberhasilan hubungan adalah jika kedua belah pihak merasa saling membutuhkan dan dibutuhkan.

Maka ketika kita mengungkapkan tak lagi membutuhkannya, pria merasa tak berguna lagi sehingga merasa tak perlu mempertahankan hubungannya.

"Pria sudah terprogram untuk menjadi seseorang yang dibutuhkan perempuan."

"Saat kita berkata tak lagi membutuhkannya, maka dia akan bertanya-tanya untuk apa dia ada di sana."

"Jangan salahkan pria ketika tiba-tiba mereka keluar dari kehidupan kita karena menganggap sang kekasih tak lagi membutuhkannya," kata Neal. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com