Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernikahan Agung Gaya Yogya sampai ke Beijing

Kompas.com - 27/04/2013, 22:44 WIB

BEIJING, KOMPAS.com--Untuk memperkenalkan salah satu kekayaan budaya Indonesia kepada dunia, maka ditampilkan adat pernikahan agung gaya Yogyakarta di Beijing sebagai bagian dari rangkaian "Indonesian Cultural Heritage Exhibition 2013", di hadapan sekitar 200 tamu yang terdiri atas duta besar perempuan, para istri duta besar asing, anggota ASEAN Ladies’ Circle, demikian siaran pers KBRI Beijing, Sabtu.

Prosesi pernikahan diawali dengan acara siraman pengantin puteri, dimulai dengan sungkeman sebagai permohonan izin dan wujud bakti anak kepada orang tua, serta restu orang tua terhadap anak sebelum memasuki masa pernikahan.

Orang tua pengantin puteri mencampurkan air yang berasal dari 7 sumur sebagai simbol kesejahteraan. Acara siraman pengantin dimulai dari orang tua pengantin diikuti oleh para tamu kehormatan. Mereka itu adalah istri Duta Besar RI untuk China, Ny Sri Nuraeni Cotan, diikuti istri Duta Besar Kamboja, Mme. Khek Caimealy Sysoda, dan istri Duta Besar Finlandia, Mme. Brigitta Backstrom.

Upacara siraman diakhiri dengan pemotongan rambut pengantin dan pemecahan kendi sebagai simbol pecahnya pamor pengantin puteri.

Prosesi dilanjutkan dengan upacara panggih adat keraton Yogyakarta. Kostum yang dikenakan peraga juga menampilkan kemegahan busana adat keraton Yogyakarta.

Para peraga yang bergerak dengan khidmad menuju pelaminan mampu menumbuhkan suasana sakral yang membuat para hadirin terpukau.

Penyerahan hantaran pisang sanggan dan kembar mayang dari pihak pengantin putera yang diterima oleh kerabat pengantin puteri, mengawali rangkaian prosesi pengantin menuju pelaminan.

Pengantin dipandu menuju pelaminan, kemudian saling melempar sirih. Pengantin puteri mencuci kaki pengantin putera sebagai simbol penghormatan istri kepada suami. Kerabat pengantin puteri memecah telur sebagai simbol do’a dan harapan bagi kebahagiaan kedua mempelai.

Prosesi dilanjutkan dengan pondhongan, atau menjunjung pengantin puteri yang dilakukan oleh pengantin putera dan kerabat pengantin puteri, tompo koyo dan dahar walimah sebagai simbol tanggung jawab seorang suami dan diakhiri dengan sungkeman terhadap kedua orang tua.

Ibu Sri Nuraeni Cotan, isteri Duta Besar RI untuk China selaku tuan rumah, mengatakan Indonesia memiliki budaya yang sangat beragam, termasuk tata upacara adat pernikahan.

"Pernikahan adat Jawa yang ditampilkan kali ini hanyalah salah satu dari tata upacara adat pernikahan yang dimiliki oleh Indonesia", katanya.

Untuk memandu prosesi pernikahan itu, KBRI Beijing mengundang pakar pernikahan adat Jawa Tienuk Riefki beserta tim.

Selain pagelaran upacara pernikahan adat, dalam acara tersebut juga ditampilkan tari Sekar Pudyastuti dari Yogyakarta, tari Terunajaya dari Bali dan salsa yang dibawakan Ibu-ibu anggota Dharma Wanita KBRI Beijing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com