Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/05/2013, 13:21 WIB

KOMPAS.com - Pola diet yang kurang tepat membuat kita terpaksa melakukannya, dan cepat bosan sehingga cenderung meninggalkannya. Hal ini menyebabkan berat badan kita naik-turun, bahkan kadang-kadang naik lebih tinggi ketimbang saat sebelum diet. Inilah yang disebut diet yoyo.

Namun riwayat penurunan berat badan yang tidak konsisten seperti ini sebaiknya tidak menghalangi Anda untuk menjalankan pola makan yang sehat, dan olahraga secara teratur untuk mengatur berat badan sehat. Penelitian terbaru dari Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle mendapati bahwa Anda masih bisa menurunkan berat badan di usia yang lebih tua, dan mendapatkan berat badan ideal untuk selamanya.
 
Menurut para peneliti, seperti dikutip dari jurnal Metabolism, meskipun selama ini Anda gagal menerapkan diet, namun jangan putus asa. Sebab, kuncinya adalah tekun saat menjalankannya.

Penelitian ini juga mendapati bahwa perempuan yang mampu mempertahankan berat badan yang sama selama lima tahun atau lebih, memiliki sistem kekebalan yang lebih baik. Mereka memiliki aktivitas sel pembunuh alami 40 persen lebih besar daripada mereka yang berat badannya tidak stabil.

"Kita tahu, ada kaitan antara obesitas, gaya hidup tidak aktif, dan meningkatnya risiko beberapa jenis kanker. World Health Organization mengestimasi bahwa seperempat hingga sepertiga penyakit kanker bisa dicegah dengan memelihara berat badan yang  normal dan menjaga gaya hidup fisik yang aktif," papar pemimpin studi ini, Dr Anne McTiernan.

Studi yang dilaksanakan selama satu tahun ini mengamati gaya hidup 439 perempuan overweight hingga obesitas. Seperlima dari perempuan yang terlibat dalam penelitian ini punya riwayat diet yoyo. Menurut definisi para peneliti, berat badan pelaku diet yoyo pernah turun dan naik lebih dari 9 kg, tiga kali atau lebih sepanjang hidupnya.

Para responden ditempatkan mereka dalam empat kelompok, yaitu satu kelompok yang hanya diminta berdiet; satu kelompok hanya berolahraga (terutama jalan cepat); satu kelompok diet plus olahraga; dan satu kelompok lagi tidak menerima intervensi sama sekali.

Hasilnya, kelompok yang hanya berdiet dan diet plus olahraga berhasil mencapai tujuan programnya, dan menurunkan 10 persen dari berat badan awalnya. Temuan lainnya, ternyata responden tidak menunjukkan perbedaan dalam kemampuan menurunkan berat badan atau terlibat dalam program olahraga (apakah mereka punya riwayat diet yoyo atau tidak).

Selain itu, para responden juga tidak menunjukkan perbedaan dalam kondisi kesehatan mereka. Tidak ada perbedaan signifikan mengenai tekanan darah, sensitivitas insulin, dan konsentrasi darah pada hormon seperti leptin (yang membuat Anda merasa kenyang), dan adiponectin (yang mengatur kadar glukosa).

Kesimpulannya, kalau ingin diet, dietlah kapan saja termasuk ketika usia Anda semakin bertambah. Jangan sampai riwayat berat badan yang selalu naik-turun menghalangi niat Anda untuk menurunkan berat badan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com