Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2013, 15:04 WIB

KOMPAS.com - Ini patungan ala sosialita Jakarta. Caroline Zachrie, Gladys Suwandhi, bersepuluh dengan rekannya bersekutu membuat resto penyaji masakan Thailand. ”Kebetulan kami ini semua demen masak dan doyan makan,” kata mereka.

”Pokoknya harus coba beef three flavor sauce, green curry, red curry, dan coconut pancakes,” itu pesan Caroline Zachrie.

Dan Jumat sore lalu, menu yang dipamerkan Caroline itu tersaji di Yumm Thai, sebuah resto penyaji masakan Thailand di bilangan Jalan Senopati, Jakarta Selatan. Ternyata banyak pilihan. Three flavor sauce, hidangan dengan tiga rasa asam, manis, pedas itu, menyediakan pilihan bahan berkalori, yaitu daging sapi, ayam, seafood, dan tofu alias tahu. Rasanya unik. Tiga unsur rasa menyatu padu: pedasnya cabe tidak terlalu garang, rasa manis tidak mendominasi, ada asam-asam dari nanas yang menjaga keseimbangan. Ada sensasi rasa meriah di lidah.

”Gimana rasanya. Kalau ada yang kurang-kurang kasih tahu lho...,” tanya Denisa Suwandhi, adik dari Gladys Suwandhi itu, menunggu komentar.

”Eh, nuwun sewu, nyicipin chilli and basil chicken juga ya. Enak banget,” kata Indra Wihodo, ibu muda yang ramah. Ia menyarankan hidangan ayam dengan kuah beraroma daun basil serta cabe dengan tingkat kepedasan ringan. Sentuhan rasa daun jeruk menjadikan ayam dan kuahnya berasa nyaman di lidah.

”Coba yang ini juga ya, ayam pandan,” tawaran masih datang dari Indra, salah satu dari sepuluh pendiri Yumm Thai. Indra mengerti setiap detail menu berikut cara masaknya. Ayam pandan itu berupa ayam yang dibungkus daun pandan kemudian digoreng bersama pandan pembungkusnya itu.

”Sebelum dibungkus pandan, ayam dibumbui dengan ketumbar, kecap thailand, herbs, lalu di-marinated,” kata Indra tentang ayam berasa gurih dengan aroma pandan yang sedep itu.

Jalinan perkawanan
Begitulah suatu sore aneka rasa masakan Thailand terhidang di resto mungil itu. Rumah makan yang dibuka pada Desember 2012 itu dibangun di atas semangat perkawanan. Fathia Syarif, Gladys Suwandhi dan adiknya, Denisa Suwandhi, telah berkawan lebih dari 25 tahun. ”Kami berkawan sejak masih remaja, dari SMP,” kata Denisa yang oleh kawan-kawannya disapa Deden.

Perkawanan itu bercabang-cabang, lalu membentuk tali-temali persahabatan memanjang. Dari jalinan panjang itu, ada sepuluh orang yang sepakat membuka usaha resto. Mereka adalah Fathia, Gladys, Denisa, Caroline, Indra, Novi Ariwibowo, Avi Kurwet, Nadia Hastarini, plus dua cowok Ariadi Abimanyu dan Harry Nazarudin. ”Minimal di antara kami ini sudah berteman sepuluh tahun,” kata Fathia.

Masing-masing awak dari sepuluh perkawanan itu menebar jejaring perkawanannya menjadi pelanggan resto mereka. ”Kami sering bertualang untuk mencari dan menikmati berbagai macam jenis masakan,” kata mereka.

Sebagian dari mereka juga berhobi masak-memasak. Salah satunya Gladys Suwandhi. ”Di rumah, suami aku enggak mau kalau yang masak orang lain. Jadi, ya mau tak mau, aku harus memasak,” kata Gladys yang di pertengahan era 1980-an populer sebagai pemain film seperti Pernikahan Dini (1987) dan Yang Masih di Bawah Umur (1985).

”Tapi aku sebenarnya selalu bermimpi punya restoran. Bahkan sekitar 13 tahun lalu aku dan suami pernah punya ide untuk bikin resto, tetapi enggak pernah kejadian. Omong doang, ha-ha-ha...,” kata Gladys yang akhirnya menemukan kawan-kawan untuk mewujudkan impiannya.

Perigel
Mereka adalah perempuan-perempuan yang perigel. Orang-orang yang sigap, terampil, dan cekatan bekerja. Fathia sebelumnya sudah mempunyai usaha rumah makan Bagel Bagel di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Fathia berkongsi dengan Indra Wihodo membuka Madeleine Bistro. Indra dan Harry Nazarudin bekerja sama mengelola resto Ichi no Hachi Japanese Fusion. Fathia lalu menggagas membuat resto penyaji masakan Thailand dengan menggandeng sepuluh rekannya.

Tak semua bergerak di bidang usaha rumah makan. Avi Kurwet (Kurwet ini nama gaul, bukan nama asli) punya usaha di bidang penghelat acara (event organizer). Gladys bersama suaminya menjalankan perusahaan periklanan. Denisa adalah seorang direktur komunikasi pemasaran sebuah perusahaan ritel.

Mereka berbagi tugas. Fathia memikirkan pengembangan usaha. ”Lagi cari-cari lokasi untuk buka dua cabang neh...,” kata Fathia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com