Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunda Ningrum: Orang Tua Harus Percaya

Kompas.com - 12/06/2013, 03:51 WIB

Oleh: Yudi Kurniawan 
Kompasiana: Yudikurniawan

Bakat adalah sesuatu yang dimiliki semua anak, tak terkecuali anak yang ”tampaknya” terlahir tak sempurna, baik secara fisik maupun psikologis. Bunda Ningrum, pendiri lembaga pendidikan inklusif bernama Sunni, adalah satu dari banyak orangtua yang mendapatkan anugerah anak dengan bakat mengagumkan. Meski si anak hiperaktif dan disleksia, tetapi dia punya kemampuan dalam hal spasial dan matematis.

Saat kecil, dia mengalami kesulitan berinteraksi sosial. Berkat bimbingan orangtuanya, dia bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA, mahir bermain alat musik, menggambar, dan menggunakan ”software” desain grafis.

”Tidak ada anak yang berkebutuhan khusus. Tidak ada anak autis, disleksia, hiperaktif, atau yang lainnya. Semua anak adalah berbakat. Hanya dengan cinta dari orangtua dan pendidiknya, bakat tersebut bisa terlihat,” kata Ningrum saat ditanya kiat mendidik anaknya.

Di Sunni, Ningrum mendidik anak-anak lainnya, termasuk seorang anak laki-laki berusia sekitar 6 tahun yang didiagnosis autis. Setelah upaya terapi tidak membuahkan hasil, anak itu diti-tipkan di lembaga Sunni. Selama berada dalam pendampingan Bunda Ningrum, si anak tidak mendapatkan terapi apa pun. Sebulan kemudian, perilaku anak itu jauh lebih baik dan frekuensi tantrumnya berkurang drastis. Tantrum adalah sikap emosional pada anak yang diwujudkan dengan cara meraung-raung, berguling-guling di lantai, bahkan ada yang membenturkan kepala di tembok.

Menurut Ningrum, orangtua harus percaya dengan mereka. Sekecil apa pun penolakan yang dilakukan orangtua atau pendidik, pasti mereka rasakan. Jadi, sebelum mendampingi anak berbakat atau berkebutuhan khusus, pendidik harus jujur dengan dirinya sendiri.

Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada perkembangan bakat anak. Pertama adalah minat. Bakat adalah sesuatu yang terpendam dan minat menjadi jalan pembuka untuk mengungkapnya. Kedua adalah motivasi atau seberapa kuatnya daya juang seseorang untuk mengembangkan bakatnya.

Faktor ketiga adalah nilai yang melekat pada bakat tersebut. Misalnya, ada anak yang berminat menjadi pesepak bola kelas dunia. Orangtua bisa menanamkan nilai rasa cinta Tanah Air sehingga anak merasa bahwa bakatnya adalah sesuatu yang berguna bagi orang lain. Keempat adalah kepribadian dan faktor terakhir adalah kecerdasan. [http://kom.ps/AEbEdw]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com