Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lari Terlalu Monoton, Perempuan Pilih Olahraga di Mal

Kompas.com - 04/07/2013, 11:36 WIB
Wardah Fazriyati

Penulis

KOMPAS.com - Menjalani olahraga lari atau atletik butuh komitmen dan kerja keras dengan latihan yang serius. Jika menginginkan hasil maksimal, butuh komitmen tinggi menjalani olahraga ini. Tujuan akhirnya bukan untuk menjuarai perlombaan, tapi untuk memberi manfaat bagi diri sendiri seperti badan sehat hingga berat badan ideal.

Meski lari, dalam hal ini road run, bisa memberikan manfaat yang diidamkan perempuan, seperti menurunkan berat badan, olahraga ini tidak menjadi pilihan perempuan. Pasalnya olahraga ini memerlukan banyak latihan agar hasilnya bisa lebih maksimal dan meminimalisasi risiko cedera. Rangkaian latihan yang terprogram ini, bagi kebanyakan perempuan, dianggap terlalu monoton. Alhasil perempuan memilih olahraga dengan banyak permainan yang ditawarkan sejumlah gym di mal.

Gatot Sudarsono, pelatih dua peserta lari 10K yang didukung Milo, serta Ketua Umum Indonesia Muda (klub road run), mengatakan kebanyakan perempuan menganggap lari dan rangkaian latihannya terlalu monoton. Ia juga mendapati, anggota klub yang dipimpinnya lebih banyak menarik perhatian laki-laki ketimbang menarik anggota perempuan.

"Anggota klub kami lebih banyak pria. Kecenderungannya perempuan lebih senang olahraga di mal seperti di gym karena banyak permainannya. Sementara olahraga lati keras dan tidak semua orang bisa menekuni atletik karena banyak latihan dengan keseriusan dan kerja keras. Buat perempuan lari itu membosankan dan monoton," jelas Gatot kepada Kompas Female melalui hubungan telepon.

Gatot menambahkan, melalui olahraga lari sebenarnya perempuan bisa mendapatkan lebih banyak manfaat. Kalau punya komitmen keras, bukan hanya prestasi yang bisa lebih cepat didapat. Manfaat olahraga lari juga bisa lebih cepat terlihat pada perempuan.

"Dibandingkan pria, perempuan bisa lebih cepat menurunkan berat badan dengan lari," ungkapnya.

Untuk bisa mendapatkan banyak manfaat lari, cukup latihan rutin 30 menit hingga maksimal dua jam. Namun, latihan ini tak bisa sembarangan, karena harus terprogram jika ingin mendapatkan manfaat maksimal. Menjalani program inilah yang menjadi tantangan sekaligus menuntut komitmen dari pelari.

Program latihan lari juga bergantung kondisi, kebutuhan, kemampuan, serta tujuan si pelari. Tak ada program yang sifatnya mutlak. Selain itu, program latihan lari juga perlu diperbarui dalam jangka waktu tertentu. Artinya, untuk mendapatkan manfaat maksimal dari lari, Anda tak bisa sekadar lari mengelilingi lapangan misalnya.

"Program perlu update supaya ada peningkatan setiap kali latihan," tutur Gatot.

Jika ingin tahu seperti apa pola latihan lari yang bikin badan sehat, tubuh ideal, bahkan membantu meraih prestasi dalam berbagai perlombaan lari marathon, Anda bisa mengikuti kegiatan klub Indonesia Muda setiap Senin, Rabu, Jumat pukul 16:00 di kawasan Senayan.

Dengan pola latihan lari yang tepat, tak perlu jadi atlet untuk bisa berprestasi.

"Tak perlu jadi atlet tapi bisa punya rangking masuk 10 besar dalam lomba marathon misalnya," imbuh mantan atlet nasional ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com