Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/07/2013, 07:25 WIB
Rahman Indra

Penulis

KOMPAS.com - Perkembangan teknologi dan internet memungkinkan peran seorang ibu rumah tangga menjadi lebih banyak. Sekarang, mereka juga bisa bekerja dan mencari uang sembari menghabiskan waktu di rumah.

William Tanuwijaya, pendiri dan CEO Tokopedia mengungkapkan hal tersebut beberapa waktu lalu dalam kopdar online shop yang digelar oleh RPX Group di Jakarta. Kata dia, perkembangan yang berjualan via internet makin lama makin meningkat pesat.

“Di Tokopedia, yang jualan banyak ibu rumah tangga, lalu pegawai kantoran, UKM, mahasiswa dan pemilik toko yang menyasar pelanggan online sebagai alternatif,” ujarnya.

Tokopedia.com merupakan salah satu mal online terbesar saat ini di Indonesia, di dalamnya tergabung sekitar ribuan merchant atau orang-orang yang berjualan. Menurut William, ibu rumah tangga yang punya waktu luang memanfaatkannya dengan berjualan lewat online. Sementara bagi pegawai kantoran biasanya menjadi sampingan, yang dilakukan usai pulang kerja dan mengirimkan barang esok paginya sebelum masuk kantor.

“Menariknya, hanya di Indonesia yang orang-orang getol sekali berjualan, bahkan sampai share ke hampir semua social media yang mereka punya, tidak hanya facebook, twitter atau blackberry, tapi juga instagram, mungkin nanti kalau ada yang baru juga jualan di sana,” papar William.

Secara garis besar ada tiga model cara berjualan via online. Usaha tag ke teman dan pelanggan itu merupakan model pertama yang merupakan transformasi dari iklan baris. Lalu ada model kedua, yakni toko online. Di sini, layaknya toko kecil atau toko besar yang biasa dilihat sehari-hari hanya saja bentuknya via internet. Model ketiga pasar besar yang modelnya mirip pasar tanah abang atau ITC. Tokopedia masuk dalam model ketiga ini.

 “Jangan salah, mereka yang berjualan online, bisa memperoleh omset atau pendapatan hingga miliaran rupiah per bulan, bahkan terus meningkat,” kata dia.

Makin banyaknya ibu rumah tangga yang berjualan lewat online juga dipengaruhi oleh kebiasaan mereka berbelanja di toko online. Dulunya, ibu-ibu di Amerika Serikat kerap mencari dan memotong potongan diskon di surat kabar. Dari sini pun kemudian berkembang gagasan menyediakan potongan harga dan turut lahir toko online yang menyediakan voucher dan jasa.

Sayangnya, kata dia, kebanyakan ibu rumah tangga yang memulai berjualan online masih amatir. Ketika dihadapkan pada orderan 10 atau 100 masih bisa, namun bila sudah sampai di angka 300 ordernya ditolak. Ini merupakan tantangan dalam berjualan online. Di antara produk jualan itu berupa goody bags, yang biasanya dimintai bantuan pada tetangga dekat rumah untuk menyiapkannya.

“Ibu-ibu rumah tangga ini tinggal menerapkan bagaimana bisa konsisten dalam berjualan, sehingga bisa jadi punya peluang lebih besar,” tambah dia. *

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com