Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/07/2013, 18:47 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

KOMPAS.com - Ketika menerima gaji bulanan, apa yang Anda lakukan? Membagi-bagi keuangan ke pos-pos pengeluaran, menabung, atau justru langsung belanja dan menghabiskannya?

Idealnya, selain menabung dan membagi pos pengeluaran, Anda juga harus mulai menyishkan pendapatan  untuk dana pensiun.

Mungkin banyak orang yang berpikir bahwa dirinya masih muda, lalu buat apa buru-buru memikirkan pensiun? Jika Anda punya pikiran semacam ini, maka ada baiknya Anda berpikir tentang cita-cita dan harapan Anda di masa tua nanti, dan coba kalkulasikan.

Misalnya, kira-kira di usia berapa Anda ingin  pensiun dan ingin melakukan apa? Setelah itu, hitung berapa banyak dana yang dibutuhkan untuk hidup dan mewujudkan impian. Kemudian hitung tingkat inflasi mata uang yang pastinya akan memengaruhi biaya hidup Anda. Baru setelahnya, pilih cara untuk mempersiapkan dana tersebut, misalnya investasi di bidang properti, emas, menabung, reksadana, atau asuransi.

Kalau pertimbangannya sebanyak itu, apakah kita bisa hidup tenang tanpa persiapan dana pensiun yang memadai, dan secara mendadak? Pastinya tidak. Lalu kapan waktu yang tepat untuk mulai menyimpan dana pensiun?

1. Saat mendapat pekerjaan pertama
Di saat-saat ini, mungkin sebagian besar orang lebih memilih untuk menikmati hasil jerih payahnya yang pertama. Menikmati jerih payah sendiri sih boleh saja, tapi jangan sampai terlena. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai mempersiapkan dana pensiun.

Di beberapa kantor, tunjangan hari tua memang sudah dipersiapkan dengan memotong gaji bulanan. Tetapi coba Anda hitung kembali, apakah tunjangan dari kantor saja cukup untuk memenuhi kehidupan dan keinginan Anda di masa depan? Maka, ada baiknya untuk mulai menyisihkan 5-10 persen gaji Anda untuk dana pensiun.

Walau nominalnya masih sedikit dan belum bisa digunakan untuk investasi, jangan jadikan hal tersebut halangan untuk menabung. Paling tidak Anda sudah membuat komitmen untuk menjalaninya secara rutin.

2. Menikah
Setelah menikah, otomatis tanggungan Anda akan bertambah (terutama untuk kaum laki-laki). Namun, ini tak berarti Anda bisa bersantai dan menghabiskan gaji untuk kebutuhan sekunder atau tersiernya.

Ketika sudah menikah, gaji Anda bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, akan tetapi menyiapkan dana pensiun juga jadi bukti tanggung jawab Anda terhadap pasangan. Ajak pasangan Anda untuk merencanakan masa depan seperti apa yang Anda berdua inginkan kelak.

Jika sudah sepakat, minta pasangan untuk membantu mewujudkannya. Lalu mulailah membicarakan berapa banyak yang akan Anda dan pasangan sisihkan setiap bulan. Misalnya, menyisihkan 20 persen dari hasil pendapatan berdua setiap bulan. Setiap rupiah yang dikeluarkan harus diketahui pasangan lainnya.

3. Punya anak
Setelah menikah dan punya anak, Anda tak cuma punya tanggungan untuk menyekolahkan dan mengurus anak. Ingat kalau masa depan anak masih panjang dan perlu diperhitungkan saat Anda sudah pensiun nanti. Apalagi jika anak Anda masih bersekolah ketika Anda pensiun.

Sumber: SunLife Financial

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com