Psikolog anak Seto Mulyadi mengungkapkan, dalam keluarga masih ada anak yang mendapat kekerasan. Dari mulai dijewer, dipukul, hingga di tingkat paling ekstrim: ditendang, disetrika, direndam dalam bak mandi, dan dianiaya secara seksual.
"Menjewer, membentak, dan memukul anak adalah kebiasaan yang seharusnya sudah tidak lagi dilakukan orangtua terhadap anak," ujar pria yang akrab disapa Kak Seto ini, dalam dialog "Pentingnya Pengasuhan dalam Keluarga" yang digelar di Gedung Smesco, Jakarta, Jumat (26/7/2013) lalu.
Turut hadir dalam dialog tersebut Okke Hatta Rajasa dari Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), dan Amanda dari Koran Anak Berani. Kehadiran mereka dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional yang berlangsung dari 23 sampai 27 Juli 2013.
Pengasuhan anak tanpa kekerasan menjadi perhatian Kak Seto karena akhir-akhir ini banyak laporan yang ia terima terkait hal ini. Yang menjadi catatannya, tidak hanya orangtua, kadang lingkungan sekitar pun juga sudah tak peduli kalau ada anak tetangga atau kerabatnya yang mendapat perlakuan kasar dari orangtuanya.
"Sehari-hari kita juga akrab dengan kekerasan, lihat saja tontonan di televisi. Atau setiap ada pertandingan olahraga atau konser musik, selalu ada kekerasan di sana," ujarnya menambahkan.
Kak Seto berharap orangtua mengasuh anak dengan cara yang ramah, pendekatan yang halus tanpa kekerasan. Walaupun anak membuat kesalahan, didiklah dengan tidak menjewer atau memukul anak.
Idealnya, kata Kak Seto, orangtua mengubah cara pengasuhan mereka tanpa kekerasan. Komnas Perlindungan Anak, satgas dan pokja perlindungan anak juga diharapkannya lebih aktif mengarahkan orangtua untuk mendidik anak tanpa kekerasan. Kak Seto bahkan melihat perlu adanya gerakan nasional untuk menghentikan kekerasan terhadap anak.
Sedangkan untuk anak yang remaja, orangtua dianjurkan menjadi sahabat buat anak. Sesekali gelar majelis permusyawaratan rumah, demikian saran Kak Seto. Temukan bersama apa yang salah dari ayah, dan apa yang keliru dari bunda. Jadikan anak sahabat, bukan dengan cara kekerasan dan paksaan.
"Jangan selalu berharap anak menjadi penurut, tapi berpikiran terbuka, dan menanggapinya tanpa harus dengan kekerasan," ujar Kak Seto.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.