Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2013, 09:33 WIB
Wardah Fazriyati

Penulis

KOMPAS.com - Kebutuhan akan minuman dari berbagai kategori makin tinggi bahkan mengalahkan makanan ringan. Lima tahun terakhir, minuman teh paling digemari, selain minuman lain seperti minuman kemasan termasuk di dalamnya teh dalam kemasan, minuman ekstrak buah atau jus, kopi, hingga berbagai jenis soda. Dengan banyaknya pilihan, Anda perlu lebih cerdas memilih minuman sesuai kebutuhan.

Jumlah kalori
Satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah kandungan kalori dalam minuman tersebut. Anda bisa mencontoh masyarakat Jepang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh mereka. Mereka memastikan jumlah kalori dalam minuman terbilang cukup dan mampu memenuhi kebutuhan harian mereka, tak kurang juga tak kelebihan.

"Karenanya masyarakat Jepang jeli melihat label dalam minuman kemasan terutama jumlah kalori. Mereka tahu apa yang dibutuhkan dari minuman yang mereka minum," ungkap Erwin Panigoro, Marketing Manager Suntory Garuda Beverage dalam acara Halal Bihalal Suntory Garuda Beverage di Penang Bistro Pakubuwono, Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Titisari Raharjo, Senior Brand Executive Suntory Garuda Beverage mengatakan biasanya besar kecilnya angka jumlah kalori dalam minuman kemasan botol plastik misalnya, menentukan kandungan gula di dalamnya. Semakin tinggi kalorinya, semakin banyak kandungan gula di dalamnya.

Pada minuman kemasan botol siap minum, Mirai Ocha dan Mytea misalnya. Teh Oolong Mytea memiliki kandungan kalori lebih rendah, total 150 kkal, sementara teh hijau Mirai Ocha jumlah kalorinya 170. Karena mengandung lebih banyak gula, rasa Mirai Ocha pun lebih manis dibandingkan teh oolong dalam kemasan botol plastik, Mytea.

Pengawet dan pemanis
Selain jumlah kalori, perhatikan juga dalam label minuman kemasan mengenai kandungan pengawet atau pemanis buatan. Kandungan sarat zat kimia ini pasti akan dicantumkan jika minuman tersebut memang menggunakan pengawet dan pemanis.

Pengetahuan lain yang juga perlu dimiliki penggemar minuman dalam kemasan adalah jenis plastik yang digunakan. Minuman dalam botol plastik yang mencantumkan jenis pengawet tertentu dalam labelnya, menunjukkan bahwa produk tersebut menggunakan bahan plastik yang rentan akan paparan cahaya. Sehingga produk tersebut menggunakan botol plastik yang membutuhkan pengawet.

"Ada jenis botol plastik yang kalau digunakan harus pakai pengawet karena rentan terpapar cahaya," ungkap Erwin.

Meski begitu, Erwin mengatakan minuman siap minum dalam kemasan botol plastik di Indonesia, umumnya aman dikonsumsi karena penggunaan pengawet dan pemanis masih dibawah standar BPOM.

Lantaran tak banyak mengandung zat kimia, minuman kemasan dalam botol juga aman dikonsumsi dalam jumlah berapa pun.

"Tak ada batasan konsumsi minuman ready to drink karena tidak ada efek samping, tidak ada bahan kimia. Namun tetap saja, setiap asupan harus seimbang. Air putih pun kalau diminum terlalu banyak setiap harinya bisa menimbulkan efek tak baik," ungkapnya.

Daya tahan
Hal lain yang juga perlu diperhatikan saat mengonsumsi minuman siap minum adalah daya tahan. Lagi-lagi perhatikan label pada minuman. Jika disebutkan minuman sebaiknya dikonsumsi dalam sehari begitu dibuka, maka sebaiknya ikuti anjuran ini.

Titis mengatakan, minuman kemasan botol misalnya yang sudah dibuka dan disimpan untuk diminum kembali esok hari, bisa menimbulkan efek yang tak diinginkan. Selain rasa yang mulai berubah, menjadi asam atau pahit, minuman juga bisa basi apalagi jika disimpan dalam suhu ruang bukan di lemari es.

"Kalau minuman diletakkan dalam suhu ruang dengan kondisi terbuka tutupnya, bakteri yang masuk tidak bisa dikontrol," ungkapnya kepada Kompas Female.

Namun jika Anda menyimpan minuman kemasan botol plastik dalam keadaan tertutup rapat/tersegel, daya tahannya bisa mencapai satu tahun.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com