Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/08/2013, 11:41 WIB

Para pelanggannya yang berukuran besar juga tertarik mengikuti mode. Waktu sedang tren legging garis-garis hitam putih, produk Suzanne laris. ”Satu lusin habis dalam sehari. Asal pandai memadupadankan busana, tampilan bisa keren,” ujarnya.

Tak hanya toko busana harian dalam ukuran besar yang tersedia. Baju yang dipakai pada satu hari spesial, seperti baju pengantin pun, mulai dilirik. Ririe Bogar yang juga pendiri Xtra-L Community tengah merintis butik baju pengantin ukuran besar.

”Baju-baju pengantin masih proses produksi. Menurut rencana, Oktober ini pergelaran busana,” ujarnya. Dia mengatakan, busana pengantin ukuran besar itu akan diperagakan oleh para model berukuran besar dan melibatkan desainer anggota komunitas Xtra-L.

Sebagai perempuan bertubuh besar, Ririe kesulitan mendapatkan busana pengantin saat menikah. ”Tidak sembarang penjahit mampu. Kalaupun sanggup, biasanya mahal dengan alasan pemakaian bahan, bordiran, dan payet lebih banyak,” katanya.

Agar terlihat lebih kurus, pemilik tubuh besar yang akan menikah biasanya berdiet habis-habisan. ”Bukannya tampil cantik, mereka malah merana dan tak segar pada hari berbahagia itu. Terpenting itu sehat dan cantik pada hari pernikahan,” kata Ririe.

Tak jarang, para pemilik toko pakaian ukuran besar ini menerima curahan hati pelanggannya saat memesan pakaian. Sebagian dari pelanggan mereka, misalnya, berkisah telah berusaha keras menurunkan berat badan, tetapi tak kunjung berhasil. Ada pula yang mengalami kenaikan berat badan setelah melahirkan, dan sulit kembali ke ukuran semula atau sejak lama memang mengalami kegemukan.

”Ada yang curhat, sedih membeli baju ukuran yang sama terus,” ujar Suryani.

Namun, mengalir pula ungkapan terima kasih. Suryani mengatakan, seperti dirinya dulu, banyak pemilik tubuh besar mengandalkan penjahit. Bahkan, untuk urusan pakaian dalam. Padahal, penjahit tak selamanya murah, harus menunggu, dan tak semua jenis pakaian dapat diserahkan kepada penjahit.

”Ada pelanggan saya yang sebelumnya tak pernah pakai kaus karena penjahit umumnya tidak menerima jahitan kaus,” ujarnya

Suzanne dan Francisca pun bahagia begitu ada pelanggannya yang laporan senang bisa tampil cantik. ”Mereka bilang, dulu selalu pakai baju laki-laki. Sekarang bisa lebih feminin,” ujar Suzanne lalu tersenyum.

Nah, setiap orang bisa tampil gaya sesuai ukurannya.

(Indira Permanasari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com