Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2013, 11:02 WIB
Wardah Fazriyati

Penulis


KOMPAS.com - Luluran atau scrubbing menjadi cara paling alami dan mudah dilakukan di rumah untuk merawat kulit agar tampil cantik maksimal. Alih-alih luluran di salon yang memakan waktu, lulur mandi yang praktis digunakan bisa menjadi salah satu pilihan cara perawatan kulit di rumah.

Rutin
Meski lulur mandi punya banyak manfaat untuk mencerahkan kulit, rupanya banyak perempuan yang jarang melakukan perawatan ini.

Riset lulur mandi Sumber Ayu menyebutkan, 48 persen responden mengaku merawat tubuh dengan lulur seminggu sekali. Sebagian besar, 58 persen melakukan luluran sebulan sekali. Bahkan ada sebagian perempuan yang merawat kulit dengan lulur dalam waktu tak tentu.

Menurut dermathologist, dr Ratna Komala Dewi, SpKK, MKes, luluran atau scrubbing sebaiknya dilakukan rutin seminggu sekali, atau dua minggu sekali, juga sebulan sekali tergantung kondisi kulit, aktivitas dan kebutuhan perawatan kulit seseorang.

"Asal jangan luluran setiap hari, beri jeda minimal seminggu," ungkapnya di sela peluncuran lulur mandi Sumber Ayu dengan formula baru di Commune Cafe Senopati Jakarta, Rabu (28/8/2013).

Bahan lulur
Yang juga perlu diperhatikan saat luluran adalah pilihan bahan lulur. Keinginan tampil cantik maksimal dengan kulit cerah terawat bisa pudar jika lulur yang Anda pakai justru menimbulkan masalah seperti iritasi.

Dr Ratna menyarankan pilih jenis lulur yang tidak merusak kulit. Lulur dengan butiran kasar bersifat abrasif yang bukan hanya menimbulkan rasa sakit saat luluran tapi juga menyebabkan iritasi. Gejala lain dari lulur dengan butiran kasar adalah kulit merah, perih, dan gatal.

"Beberapa orang melakukan luluran dengan gula pasir, ini jelas tidak boleh dilakukan karena teksturnya kasar," ungkap dr Ratna.

Selain butiran halus, perhatikan juga kandungan lulur dan aromanya. Pilih lulur yang mengandung vitamin untuk membantu merawat kulit. Selain pilih lulur dengan aroma segar, karena aroma tak sedap bukan hanya membuat pemakainya tak nyaman tapi menunjukkan kualitas lulur tersebut.

Brand Manager Sumber Ayu, Asti Manunggal mengungkapkan saat menggunakan lulur perhatian perubahan warna, bau, dan kekentalannya.

"Lulur mandi misalnya punya daya tahan tiga tahun. Namun jika terjadi perubahan warna, lulur juga berubah tekstur dari kental menjadi lebih encer, dan berubah baunya menjadi tak segar, ini berarti lulur tersebut telah terkontaminasi. Sebaiknya jangan gunakan lulur dalam kondisi ini," jelasnya kepada Kompas Female.

Perawatan lain
Meski lulur mandi memiliki fungsi melembabkan, sebaiknya jangan cepat puas dalam merawat kulit hanya dengan menggunakan lulur.

Setelah luluran saat mandi misalnya, jika Anda beraktivitas di luar ruang, gunakan juga rangkaian perawatan kulit lainnya seperti pelembab.

"Lulur mandi memang menambahkan bahan pelembab tapi tidak bisa menggantikan fungsi pelembab murni. Lulur mandi tidak bisa memberikan proteksi terhadap kelembaban kulit seperti yang didapatkan pada pelembab," jelas Ni Made Sri Andani, Marketing Director PT Unza Vitalis.

Meski begitu, lulur mandi yang praktis dan cepat kering, bisa digunakan untuk melembabkan kulit apalagi saat Anda hanya beraktivitas di rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com