Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/09/2013, 18:32 WIB
Wardah Fazriyati

Penulis

KOMPAS.com - Perempuan berusia 17 umumnya sedang menikmati masanya bermain dengan teman sebaya, menjalani aktivitas atau hobi bersama teman seusianya, memiliki dunia sendiri. Tak banyak perempuan belia yang memiliki kepedulian tinggi lalu berkiprah untuk membuat perubahan di masyarakat.

Sarah von Rueti, merupakan satu dari beberapa perempuan belia yang peduli pada kondisi sosial di sekelilingnya, utamanya masa depan anak-anak dari kalangan tak mampu. Asuhan dari orangtua, terutama ibu yang aktif sebagai seorang filantropi, berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter Sarah yang memiliki kepedulian tinggi.

Bagi Sarah, orangtuanya merupakan sumber inspirasi sekaligus tempatnya belajar berbagi dengan sesama.

Sarah tumbuh besar di La Jolla, California dengan gaya hidup premium. Orangtua Sarah memboyongnya pindah ke Bali pada usia lima. Meski hidup berkecukupan, Sarah belajar dari orangtua bahwa setiap orang punya tanggung jawab untuk berbagi terhadap mereka yang tidak mampu.
Ia mengaku merasa beruntung bisa hidup layak bersama orangtuanya di Bali, namun tak terlena dan punya kesempatan membantu orang lain.

"Saya menjalankan program yang disebut I am not an angel but I care. Kami mengajak anak-anak untuk membantu orang lain," tutur Sarah kepada Kompas Female.

Di bawah payung "I am not an angel but I care", Sarah bergabung bersama anak lain yang peduli untuk membuat lukisan. Lukisan ini ditampilkan dalam malam penggalangan dana yang diadakan oleh ibunya di Singapura.

Saat itu usia Sarah baru enam tahun. Namun ia telah menjadi bagian dari komunitas yang peduli memajukan seniman Bali. Dari malam penggalangan dana itu lah, Sarah turut andil membantu mendirikan galeri, wadahnya seniman Bali berkreativitas.

Aktif dalam kegiatan "I am not an angel but I care", Sarah dan keluarganya juga menyumbangkan dana pribadi membantu 610 keluarga di Sumatera dan menyekolahkan 420 anak di Kalimantan.

Belajar peduli sejak dini kemudian membentuk Sarah menjadi pribadi yang memiliki jiwa sosial tinggi. Pada usia remaja, ia pun telah siap membawa perubahan bagi masyarakat luas. Buktinya, ia terpilih sebagai duta muda bagi organisasi nirlaba HOPE. Ia pun bergabung dalam gerakan pemberdayaan perempuan dan pengentasan kemiskinan, Maritage Internasional.

Coumba Toure, pendiri Advanced Development for Africa (ADA) yang merupakan anggota kemitraan PBB, menjadi inisiator gerakan ini.

Seperti Coumba Toure yang ingin mengajak berbagai kalangan saling membantu memberdayakan perempuan, Sarah juga punya kepedulian terhadap anak-anak untuk bisa memiliki masa depan lebih baik.

Sarah meyakini, jika semakin banyak orang yang peduli terhadap anak-anak, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik bagi mereka yang tak mampu. Anak-anak dari kalangan tak mampu juga punya harapan dan kesempatan untuk lebih berkembang. Di ranah inilah Sarah mendedikasikan waktu dan energinya.

Bagi Sarah, komitmennya untuk membuat perubahan besar dari langkah kecil yang sederhana, takkan terhenti meski kini kesibukannya semakin bertambah menjelang kuliah.

Satu hal yang mendorongnya untuk tetap aktif dalam kegiatan kemanusiaan.

"Saya selalu percaya ini, setiap orang harus punya tujuan bisa mencapai bulan, karena kalau pun tak sampai ke sana, setidaknya kamu bisa mendarat di bintang. Ini adalah harapan yang harus disebarkan kepada anak-anak, agar bisa mencapai impiannya," tutup Sarah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com