Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/09/2013, 07:48 WIB
K. Wahyu Utami

Penulis

KOMPAS.com — Belanja yang impulsif dapat bermuara pada "bencana". Ini terjadi di pagelaran mode akbar, London Fashion Week 2014 lalu. Sebelumnya tidak pernah terjadi hal yang demikian.

Perempuan "kalap" saat berbelanja memang bukan cerita anyar lagi. Namun, yang terjadi baru-baru ini terbilang mencengangkan. Warga Inggris memiliki kegandrungan tersendiri pada produk fashion keluaran merek ritel. Sekalipun mahal, mereka tidak keberatan untuk mengeluarkan uang secara berlebihan. Belanja impulsif ini mencapai sekitar Rp 3,6 triliun dihabiskan untuk pakaian, sepatu, dan tas tangan yang mereka tidak butuhkan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh situs VoucherCodes.co.uk, rata-rata terdapat jumlah harga pakaian yang tidak dipakai di dalam lemari sebesar Rp 1,6 juta, dan seperempat dari perempuan menyalahkan dorongan emosi mereka.

Pada kenyataannya, alasan utama mereka membeli barang-barang secara impulsif tersebut ialah karena merasa sangat lemah dan pantas untuk mendapatkannya. Satu dari lima perempuan mengakui mereka memanjakan diri mereka saat datang pada hari gajian walau pada saat itu mereka sadar jika mereka tidak membutuhkan barang yang dibeli.

Sementara, satu dari delapan wanita mengatakan mereka hidup dengan memiliki sugesti bahwa hanya tinggal satu ukuran pakaian (yang akan mereka beli), yang mengharuskan mereka untuk membeli.

Berikut 10 alasan populer banyak wanita berbelanja secara impulsif.

1. Saya merasa sangat stres, jadi saya pantas memanjakan diri dengan shopping.

2. Saya baru dapat gajian, jadi saya pantas untuk memanjakan diri.

3. Pakaian itu hanya tinggal satu ukuran, jadi sayang kalau tidak dibeli.

4. Saya mengalami hari yang buruk dan shopping bisa memberikan kebahagiaan.

5. Jika saya membeli ukuran yang lebih kecil, itu akan memotivasi saya untuk menguruskan badan.

6. Para perempuan lebih bahagia saat shopping.

7. Seluruh teman wanita mereka mempunyai barang tersebut dan ia akan tampak bodoh jika belum mempunyai produk yang sama.

8. Satu barang tidak cukup untuk melengkapi pakaian yang sudah ada.

9. Setiap orang melihat diri mereka di jejaring sosial. Jadi, dia harus selalu membeli barang-barang baru.

10. Kebanyakan perempuan Inggris merasa malu untuk mengatakan tidak pada penjaga toko jika ditawari barang.

Walaupun Inggris sedang mengalami resesi, pengalaman "berbelanja impulsif" bukanlah hal yang baru, lebih dari dua pertiga konsumen berkata jujur bahwa mereka sangat royal pada pasar, meskipun kenyataannya mereka tahu barang-barang itu akan berakhir menjadi barang yang tidak digunakan.

Dalam hal ini, hanya enam persen akan mengembalikan barang yang mereka beli karena impulsif.

Dibandingkan pria, kaum perempuan memang selalu merasa butuh akan suatu barang. Bahkan, perempuan rela menghabiskan uang sebesar Rp 400.000 lebih banyak dibandingkan pria. Selain itu, mereka selalu memiliki alasan untuk membeli barang.

Nah, bagi pria, saat paling lemah adalah hari gajian karena satu dari lima pria mengaku mereka ingin membahagiakan diri sendiri setelah membayar tagihan bulanan.

Anita Naik, editor konsumen di VoucherCodes.co.uk, berkomentar, "Kita semua merasa bersalah membeli barang yang tidak beralasan di mana kita tidak membutuhkannya. Dan kita semua merasa malu setelah menyadari menghabiskan banyak uang untuk sesuatu yang hanya akan berakhir tidak dipakai dan tersimpan dalam lemari."

Ia menambahkan, jika Anda ingin tetap tampil modis dan up-to-date, namun Anda lemah akan godaan berbelanja lebih dari yang dibutuhkan, sebaiknya simpan jauh-jauh kartu kredit Anda, dan gunakan uang tunai saat berbelanja.

"Semakin sering mengeluarkan uang tunai untuk berbelanja, Anda akan tahu betul barang apa yang benar-benar Anda butuhkan," tutupnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com