Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/11/2013, 10:30 WIB
Syafrina Syaaf

Penulis

KOMPAS.com — Kesepian itu milik semua orang. Orang bisa saja merasa kesepian karena kehilangan kekasih, teman atau pekerjaan. Tapi kalau tidak bisa diatasi, kesepian bisa membunuh.

Menurut Dr Phillip Shaver, profesor psikologi pada University of Denver di AS, kunci menanggulangi kesepian adalah dengan memfokuskan diri terhadap perasaan orang lain, minat orang lain, serta kebutuhan orang lain sambil mencoba melupakan kesulitan diri sendiri.

Menonton TV tidak bisa mengatasi perasaan terisolasi. Ungkap Shaver, "Orang yang kesepian menonton televisi untuk selingan, sebagai alternatif kehidupan sosial. Namun, begitu mereka mematikan TV, interaksi pun turut mati. Mereka tidak pernah berpartisipasi dalam apa pun."

Shaver juga menyarankan agar orang-orang yang kesepian itu mengikuti kegiatan sebuah kelompok yang mempunyai kesamaman-kesamaan dengan pribadinya, entah itu di bidang politik, masak, atau kegiatan keagamaan.

"Anda berhubungan dengan mereka yang mempunyai nilai yang sama dan Anda bisa mengembangkan persahabatan yang kokoh."

Studi itu juga mengemukakan bahwa orang yang kesepian biasanya takut sendirian. "Mereka tidak terbiasa melihat segi positif dari kesendirian seperti waktu istirahat, merenung, atau mendengarkan musik," kata Shaver. "Orang yang tahu cara mengisi kesendirian biasanya tidak terlalu merasa kesepian."

Dr Ladd Wheeler, profesor psikologi pada University of Rochester, juga melihat adanya pengaruh kesepian terhadap emosi dan fisik seseorang. "Wanita tampaknya lebih kesepian daripada pria. Namun, itu mungkin karena pria selalu menjaga citra keperkasaan dan pria percaya seorang maskulin tidak pantas memperlihatkan kesan kesepian," katanya.

Wheeler menyimpulkan bahwa untuk menanggulangi kesepian, seseorang harus belajar mengembangkan kemampuan bersosialisasi. "Kita harus belajar cara mengekspresikan diri terhadap masalah dan kehidupan orang lain, cara untuk menjadi lebih tegas, dan menjadi pendengar yang baik."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com