Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2014, 11:56 WIB
Syafrina Syaaf

Penulis

KOMPAS.com – Kunci utama kelanggengan rumahtangga adalah komunikasi, hal ini pasti Anda sudah tahu dan mungkin karena seringkali mendengar atau membacanya, akhirnya bisa jadi Anda menganggapnya klise. Namun, uraian berikut tidak lagi membahas soal sesuatu yang klise, melainkan sebuah temuan menarik yang bermanfaat bagi Anda yang telah menikah.

Sebuah survei yang digelar oleh situs perencanaan pernikahan di Inggris, www.confetti.co.uk, menguak sebuah fakta yang tidak biasa-biasa saja seputar menjaga api cinta ditengah-tengah Anda dan suami. Ternyata, resep pernikahan yang bahagia itu sederhana saja loh, yaitu berbagi hobi, berciuman empat kali dalam sehari, makan malam romantis setidaknya dalam sebulan dua kali dan mengucapkan “Aku sayang kamu” setiap pagi.

Survei yang melibatkan 3.000 partisipan pasangan menikah ini juga mempublikasikan, bahwa pasangan suami istri yang saling setia hidup bersama hingga maut memisahkan, umumnya dipertemukan oleh sahabat masing-masing pihak. Selanjutnya, pasangan yang berpacaran selama 3,5 tahun akan menjalani pernikahan yang harmonis.

“Penelitian ini memang ditujukan untuk mencari landasan dalam mempertahankan sebuah pernikahan. Selain itu, hasil temuan yang menegaskan bahwa ada banyak komponen yang menghasilkan pernikahan sempurna, beberapa di antaranya adalah rentang usia yang dinilai ideal dan hubungan antara lama berpacaran dengan usia pernikahan,” jelas Carol Richardson, Juru Bicara dari Confetti.

Mengenai selisih usia ideal, mayoritas partisipan wanita mendambakan memiliki suami dengan usia yang lebih tua dari mereka. Alasan yang menjadi mayoritas adalah pria yang lebih matang biasanya secara emosional dan finansial sudah stabil. Pernikahan yang paling panjang usia adalah ketika pihak pria menikah pada usia 31 tahun.

Kemudian, survei juga mengungkapkan, pasangan suami istri yang menikah di usia matang, umumnya disebabkan karena pihak wanita memprioritaskan karier daripada pasangan.

"Saat pesta pernikahan usai dan masa bulan madu pun berlalu, penelitian memperlihatkan bahwasannya seluruh partisipan sepakat, betapa pentingnya mempertahankan percikan cinta lewat interaksi fisik, seperti memeluk, mencium, bercinta dan kencan romantis saat masih pacaran dahaulu,” urai Carol lebih rinci.

Walaupun dianggap “basi” dan klise, saling berkomunikasi dan memberikan kabar setiap hari kepada pasangan masih diterapkan oleh seluruh partisipan, karena dipandang perlu sebagai bagian dari mencurahkan perhatian. Terakhir,  meskipun sudah menikah dan memiliki anak, ternyata memiliki waktu untuk diri sendiri dianggap esensial, tujuannya untuk memberi ruang bagi Anda dan suami melakukan hobi masing-masing dan bersosialisasi dengan teman dan kolega dekat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com