Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Istri Sering Marah kepada Suami Setelah Punya Anak?

Kompas.com - 30/01/2014, 09:54 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber Parenting

KOMPAS.com — Jangan ragukan berapa besar rasa cinta para istri kepada suami mereka meski para istri sering merasa kesal dan marah kepada suami mereka setelah memiliki anak.

Rasa marah, kecewa, frustrasi, kerap dirasakan para ibu kepada suami mereka setelah kehadiran anak. Kebanyakan ibu mengaku kesal karena menganggap suami kurang membantu dalam pengasuhan anak.

Dalam sebuah survei online yang dilakukan terhadap lebih dari 1.000 ibu terungkap sebagian besar wanita mengaku sering merasa marah kepada suami mereka. Ada yang marah beberapa kali dalam seminggu, ada pula yang marah hampir setiap hari!

"Saya mencintai suami saya, tetapi mempunyai anak telah mengubah hidup saya, membuat saya kehabisan energi, tetapi suami seolah tidak terlalu peduli dan membantu," ungkap para ibu yang disurvei itu.

Alasan utama yang kerap membuat para ibu kesal adalah karena suami mereka tidak memahami kebutuhan dasar anak-anak. Misalnya, di rumah, para ayah kerap bersantai-santai menonton televisi dan tidak mendengar rengekan anaknya yang ingin mengajak main di luar.

Selain itu, para ibu ini juga kesal karena para suami tidak bisa melakukan beberapa tugas pada satu waktu seperti halnya yang dilakukan para wanita.

Sebanyak 33 persen ibu yang disurvei mengatakan, sumber kemarahan mereka adalah karena para suami kurang peduli pembagian tugas rumah tangga dan pengasuhan anak. Kemarahan ini dirasakan paling besar terhadap ibu yang memiliki anak lebih dari dua orang.

Sepertiga para ibu juga mengeluh rutinitas hidup mereka berubah banyak setelah memiliki anak. Namun, hal itu tidak terjadi terhadap suami mereka. Para ayah ini tetap bisa melakukan hobi mereka, sementara para ibu harus lebih banyak tinggal di rumah untuk mengasuh anak.

Merusak kesehatan

Kemarahan, meski kecil, menurut pakar sosiologi Pepper Schwartz, bersifat korosif dalam pernikahan. "Ini seperti rayap yang akan berkembang biak menjadi sangat banyak. Jika rayap itu tak disingkirkan, suatu hari nanti tiang penyangga rumah tangga juga bisa lapuk," katanya.

Rasa marah juga bisa meledak kapan saja. Jangan heran jika Anda merasa sangat marah kepada suami hanya karena ia lupa mematikan lampu kamar mandi. "Itu merupakan bentuk dari rasa marah yang selama ini sedikit-sedikit dirasakan," katanya.

Menyimpan marah juga buruk bagi kesehatan. Saat kita marah, tubuh akan dibanjiri adrenalin. Jika ini sering terjadi, tubuh akan kehilangan kemampuan memproduksi hormon yang menahan efek buruk adrenalin.

Dalam jangka panjang hal ini bisa berdampak pada kesehatan jantung dan pembuluh darah, mengganggu ginjal dan lever, dan membuat kita rentan depresi.

Salah satu cara untuk melepaskan kemarahan adalah bercerita dengan orang lain. Bisa dengan teman yang juga sudah menjadi ibu, dengan orangtua, dan tentunya dengan suami sendiri.

Ungkapkan apa yang menjadi keberatan dan harapan Anda. Sampaikan secara detail sehingga suami mengerti keinginan Anda.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Parenting
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com