Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Diet Rendah Karbohidrat Picu Bau Mulut

Kompas.com - 04/02/2014, 13:00 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.com — Diet rendah karbohidrat mungkin baik untuk menjaga lingkar pinggang tetap pada ukuran proporsionalnya. Namun, ternyata, diet ini bisa berpengaruh buruk pada aroma napas Anda. Menurut sebuah penelitian, diet rendah karbohidrat bisa membuat aroma napas menjadi tidak sedap. Mengapa demikian?

Bau mulut akibat diet rendah karbohidrat disebabkan oleh bahan kimia keton, yang dilepaskan dalam napas saat tubuh membakar lemak. "Minimnya asupan karbohidrat akan membuat tubuh menggunakan lemak dan protein sebagai sumber energi. Namun, hasil pembakaran lemak serta protein ini akan menghasilkan bau yang keluar lewat mulut," ungkap Kenneth Burrell, DDS, Direktur Senior American Dental Association.

Charles H Perle, DMD, seorang dokter gigi di New Jersey dan Juru Bicara Academy of General Dentistry, mengungkapkan bahwa pembakaran lemak dan protein akan menghasilkan senyawa keton (senyawa kimia yang memiliki bau khas yang menyengat). Keton ini akan masuk ke dalam urine dan air liur sehingga menyebabkan mau mulut.

Lebih lanjut, Charles menambahkan bahwa sebenarnya bau mulut bukan sekadar masalah kebersihan mulut semata. Karena itu, mencegahnya dengan cara menyikat, flossing, menggunakan obat kumur, dan membersihkan lidah mungkin tak cukup untuk menjaga napas selalu segar.

"Mungkin banyak cara untuk menutupinya, tetapi Anda tidak bisa mengatasi masalah mendasar ini selain dengan mengubah pola makan, atau setidaknya menyantap sedikit karbohidrat," jelasnya.

Lalu, bagaimana caranya agar tubuh tetap langsing tetapi napas tetap segar. Mudah saja, perbanyak minum air setelah makan. Hal ini akan membantu menghilangkan sisa partikel makanan yang menyebabkan sumber bau mulut. Minum banyak air juga akan membantu mengencerkan konsentrasi keton sehingga bau mulut bisa dikurangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com