Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencuci dan Mandi, Pemakaian Air Terbesar dalam Rumah Tangga

Kompas.com - 24/03/2014, 12:44 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


Kompas.com - Diperkirakan Indonesia akan mengalami kelangkaan air bersih pada tahun 2025. pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan ketersediaan air dan perilaku masyarakat yang boros air menjadi penyebab utamanya.

Pemakaian air rata-rata rumah tangga di perkotaan di Indonesia untuk golongan ekonomi menengah ke bawah adalah 169,11 liter/orang/hari, sedangkan untuk golongan ekonomi menengah ke atas sekitar 247,36 liter/orang/hari.

Kegiatan mencuci pakaian merupakan pemakaian air terbesar dalam rumah tangga setelah keperluan mandi. Mencuci baju menghabiskan air hingga 30 persen dari konsumsi air dalam rumah tangga secara keseluruhan, sedangkan 70 persen dari jumlah tersebut digunakan untuk pembilasan.

"Biasanya kita membilas pakaian saat mencuci sampai tiga kali. Padahal, masing-masing pembilasan bisa menggunakan air sampai 10 liter," kata Pauline Liongosari, Brand Manager Molto PT.Unilever Indonesia, dalam acara "Molto Save Our Water for the Next Generation" di Jakarta (22/3/14).

Kesadaran untuk menghemat air memang belum dimiliki sebagian besar penduduk. "Kita yang hidup di Pulau Jawa mungkin merasa air bukan hal yang sulit didapatkan karena kita masih bisa membayar PAM. Padahal sebenarnya kita juga sudah mengalami krisis air," kata Riyanni Djangkaru, pecinta lingkungan.

Padahal, ketika ketersediaan air semakin terbatas, dibutuhkan upaya pengendalian kebutuhan dan konsumsi oleh semua lapisan masyarakat. "Jika 50 juta keluarga di Indonesia mulai menghemat air, setidaknya kita bisa menyediakan air ke 15 juta keluarga yang tidak punya akses terhadap air bersih," kata Firdaus Ali, Pendiri dan Ketua Indonesia Water Institute.

Gerakan penghematan air, menurut Firdaus, bisa dimulai dari rumah tangga. "Dimulai dari satu gerakan, satu keluarga, tapi lama kelamaan bisa menular ke lingkungan sekitarnya," ujarnya.

Peran besar ibu dalam keluarga bisa menjadi pencetus gerakan hemat air melalui gerakan pengurangan, penggunaan kembali dan pelestarian air. Pengurangan air bisa dimulai dari menghindari pembilasan cucian berulang kali, menutup keran saat mencuci piring dan sikat gigi.

Sementara itu penggunaan kembali bisa diaplikasikan dengan cara menggunakan kembali air bekas pakai untuk mencuci motor atau mobil, menggunakan bekas cucian piring untuk menyiram bunga, dan lain sebagainya. Sementara itu pelestarian air dilakukan dengan cara menanam pohon atau membuat sumur resapan.

"Pengurangan penggunaan air bisa dilakukan sedikit-sedikit. Tapi intinya kita harus menggunakan air secara bijak. Kita mungkin merasa tidak mungkin mengurangi air, tapi kan belum dicoba," kata Riyanni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com