Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata 76 Persen Perempuan Lebih Suka Pria Feminin

Kompas.com - 28/03/2014, 14:54 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

Sumber Your Tango
KOMPAS.com -  Dalam kisah dongeng, seorang putri cantik jelita pasti berpasangan dengan pangeran tampan yang bertubuh kekar dan maskulin. Sayangnya di dunia nyata tak selalu demikian.

Hal tersebut dibuktikan lewat penelitian yang dilakukan EliteSingles untuk mengetahui tipe pasangan yang diinginkan para wanita.  Penelitian ini dilakukan terhadap 561 lajang yang berada di Inggris, Irlandia, Australia dan Selandia Baru. Riset yang dilakukan pada tahun 2014 ini dilakukan pada orang berusia rata-rata 48 tahun dan sebagian besar (78 persennya) adalah perempuan.

Hasilnya menunjukkan, 76 persen perempuan feminin yang disurvei mengaku lebih menyukai pria yang agak feminin. Pria-pria seperti ini dinilai bisa menggairahkan kencan dan membuat perempuan terpesona.

Kriteria pria feminin ini bukanlah pria yang lemah gemulai, namun pria yang lembut dan bisa membuat pasangannya merasa nyaman dan memerhatikan mereka seperti memerhatikan dirinya sendiri. Meski begitu sebanyak 26 persen perempuan feminin tetap memilih pria maskulin bertubuh kekar.

Berubahnya tipe pria yang diinginkan perempuan ini terjadi pengaruh emansipasi perempuan. Dahulu sebagian besar perempuan memang menyukai pria maskulin yang bertubuh kekar karena dianggap bisa melindungi dan membuat aman. Namun, kini perempuan tidak lagi merasa perlu dilindungi dan diselamatkan oleh pasanganya karena merasa bisa melindungi dirinya sendiri.

Bagaimana dengan para pria? Ternyata 59 persen pria maskulin menyukai perempuan yang juga maskulin. Sedangkan yang memilih perempuan bertipe feminin hanya 25 persen.

Dr Wiebke Neberich, Kepala Penelitian mengatakan bahwa hal ini terjadi karena dua teori. Teori pertama, "birds of the feather flock together". Dengan kata lain, hubungan bisa terjadi karena adanya kesamaan sifat di antara keduanya karena mereka saling melengkapi, ibarat bulu dan burung.

Sedangkan teori kedua adalah "opposites attract", atau orang yang memiliki sifat berbeda akan saling tertarik satu sama lain.

Menurut Neberich, teori hubungan yang pertama tentang "bulu burung" adalah jenis hubungan yang dianggap bisa berjalan dengan baik dan awet. Teori hubungan ini dianggap lebih realistis dan masuk akal untuk dijalankan.

Hubungan ini dianggap lebih sehat karena dengan minat dan ketertarikan yang sama pada suatu hal akan membuat pasangan lebih saling memahami dan mendukung satu sama lain. Tak heran jika wanita yang feminin juga mencari pria feminin.

"Laki-laki dan perempuan yang punya kepribadian sama biasanya cocok karena mereka memiliki kebutuhan yang sama, memiliki dunia emosional yang sebanding, memiliki sudut pandang yang sama, dan semuanya ini akan membantu menghindari konflik," katanya.

Namun tentu saja, sebanyak apapun persamaan, Anda tetaplah dua orang yang berbeda dan terkadang juga memiliki keinginan yang berbeda. Persamaan ini tidak menjamin hubungan Anda akan berjalan mulus, tergantung dari cara Anda menghadapinya.



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com