Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Masa Nifas Gairah Seksual Menurun, Normalkah?

Kompas.com - Diperbarui 05/08/2022, 07:24 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Syafrina Syaaf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasca melahirkan dan masa nifas berlalu, salah satu ritual yang paling ditunggu-tunggu oleh pasangan suami istri adalah memenuhi hasrat bercinta.

Namun, tak sedikit pasangan yang mengalami masalah hilangnya gairah seksual setelah masa nifas, padahal sebelumnya tak ada masalah mengenai hal tersebut.

Menurut psikiatris dari Long Island Jewish Hospital, Amerika Serikat, Madeleine Castellanos, M.D., berkurangnya gairah seksual adalah keadaan normal bagi para ibu baru.

Banyak kasus terjadi, di mana gairah seks bergulir fluktuatif.

Baca juga: 10 Makanan untuk Tingkatkan Gairah Seksual

"Semakin tua usia, perubahan hormonal akan semakin memengaruhi, khususnya bagi yang memiliki anak (lebih dari satu) dan telah mengalami pasang surut gairah bercinta."

"Jadi, jangan panik saat gairah seks sulit kembali setelah melahirkan anak ketiga," ujar Castellanos.

Lalu, mengapa hal ini dapat terjadi? Jawabannya adalah karena hormon.

Tubuh memompa estrogen selama kehamilan untuk menciptakan keadaan yang baik bagi janin.

Estrogen menurun pada bulan dan minggu setelah melahirkan, kata Castellanos.

Selain itu, menyusui juga dapat menyebabkan cairan vagina kering.

"Jika keadaan ini ditambah dengan kurangnya waktu luang, kurang tidur, dan menjaga bayi di tempat tidur, akan sulit memeroleh kembali kehidupan seks yang normal," imbuh Castellanos.

Baca juga: 14 Alasan Pemicu Hilangnya Gairah Seksual Suami-Istri

Apakah gairah seks akan kembali normal?

Castellanos menyebut, kondisi tersebut tidak permanen dan akan kembali normal. 

Salah satu cara agar hormon seksual dapat kembali normal adalah dengan melakukan diet sehat.

"Mungkin saja kita mudah tergiur makan makanan yang mengandung kafein, menambahkan gula, atau mengonsumsi banyak karbohidrat saat merasa membutuhkan tambahan energi."

"Pilihan makanan inilah yang akan membuat hormon tetap rendah tanpa memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh," papar Castellanos.

Lebih lanjut, dia menyarankan untuk mengonsumsi protein, kacang-kacangan, zinc, selenium, dan vitamin B dan lemak sehat seperti alpukat atau minyak kelapa.

Kandungan di dalam makanan tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat-zat yang diperlukan untuk mengembalikan keseimbangan hormon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com