Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/02/2015, 08:10 WIB

KOMPAS.com - Tanpa disadari ternyata ada tanda-tanda yang bisa menunjukkan pembuluh darah kita mulai tersumbat. Penyempitan dan sumbatan tersebut bisa memicu sebuah kondisi yang membahayakan nyawa, serangan jantung.

Di Amerika Serikat, setiap tahun lebih dari 700.000 orang terkena serangan jantung dan 400.000 orang di antaranya meninggal akibat penyakit jantung koroner.

Serangan jantung juga menjadi penyebab kematian tertinggi yang di Indonesia. Dari tahun ke tahun penderita penyakit ini terus meningkat namun masih banyak yang belum sadar akan pencegahannya.

Deteksi dini penting dalam mencegah penyakit berbahaya ini. Terlebih hampir 80 persen serangan jantung dapat dicegah dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Siapa sangka, tanda-tanda yang sering diabaikan ternyata berdampak besar pada pembuluh yang membawa darah dari jantung ini. Menurut dokter jantung asal Amerika Serikat, Joel K. Kahn ada empat tanda yang menunjukkan Anda mengalami penyumbatan pada pembuluh arteri.

1. Disfungsi ereksi.
Pria sebenarnya memiliki sistem peringatan dini terhadap serangan jantung koroner. Ketika pria sulit atau tak mampu ereksi, bisa jadi itu tanda pembuluh arteri tersumbat di panggul sebelum serangan jantung terjadi.

Diperkirakan, 3-5 tahun sejak dimulainya gangguan ereksi ini sampai terjadinya serangan jantung. Jadi sebenarnya masih ada waktu untuk mengubah pola hidup dan mencegah serangan jantung di kemudian hari. Jangan langsung mengandalkan obat kuat ketika muncul gejala ini.

2. Kebotakan.
Sebuah studi komperhensif yang melibatkan 37.000 pria menyebutkan, kebotakan di bagian mahkota kepala diduga berkaitan erat dengan gejala penyakit jantung koroner. Studi lainnya mengungkapkan lebih dari 7.000 orang (termasuk 4.000 wanita) dengan kebotakan ringan hingga akut berisiko dua kali lipat mengalami kematian akibat serangan jantung, baik pria maupun wanita.

3. Lipatan telinga.
Tanda aneh lainnya adalah lipatan diagonal dari ujung cuping telinga menuju lubang telinga yang juga mengindikasikan tanda penyakit jantung koroner.

Munculnya lipatan itu adalah akibat dari sirkulasi dalam tubuh yang buruk, termasuk pembuluh arteri di jantung. Beberapa ahli berpendapat bahwa lipatan itu hanya tanda umum penuaan. Namun, sebuah penelitian menggunakan teknologi CT scan terbaru untuk mengukur gejala penyakit jantung koroner menunjukkan lipatan telinga memang menandakan penyakit jantung, bahkan setelah peneliti mempertimbangkan faktor usia dan rokok.

4. Nyeri pada kaki.
Kondisi ini dikenal sebagai klaudikasio atau penyumbatan pembuluh arteri di kaki. Penebalan atau pengerasan di dinding pembuluh akibat lemak (aterosklerosis) bisa menyumbat pembuluh arteri di kaki. Biasanya terjadi pada para perokok sebelum didiagnosa memiliki penyakit jantung koroner.

Gejala nyeri di kaki saat berjalan ini harus segera ditangani. Dokter akan memeriksa denyut dan mengukur tekanan darah serta aliran darah di kaki untuk memastikan sirkulasinya normal.

Pemeriksaan dini penyakit jantung koroner amat penting agar bisa ditangani segera mungkin. Pengobatan dan diet yang tepat bisa diterapkan sebagai upaya mencegah serangan jantung.

Lakukan aktivitas fisik teratur, mengonsumsi sayuran dan sedikit produk hewani. Berjalan kaki secara rutin juga bisa mengatasi keluhan nyeri kaki ini.

Bila Anda memiliki gejala-gejala di atas, segera periksakan tekanan darah, kolesterol, dan glukosa. Konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan dan pencegahan lebih lanjut. (Purwandini Sakti Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com