Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/05/2015, 11:22 WIB

TANYA:
Dokter, gigi saya yang depan itu berlubang, mungkin bisa di kategorikan rusak. Saya sudah sikat gigi setiap hari, tapi kenapa kok tambah menghitam dan bertambah parah dan itu pun menjalar ke gigi yang lainnya. Sebaiknya solusinya bagaimana?
R

JAWAB:

Halo, terima kasih atas pertanyaannya yang menarik.
Sudah menyikat gigi setiap hari, tapi gigi berlubang bertambah parah. Sepertinya ada beberapa hal yang perlu dievaluasi kembali. Untuk mengetahuinya perlu dilakukan identifikasi faktor risiko karies (gigi berubang) yang berfungsi untuk mengetahui seberapa besar risiko terjadinya gigi berlubang pada masa yang akan datang.

Hal yang akan diidentifikasi antara lain air liur, bakteri di dalam mulut, asupan fluor, konsumsi karbohidrat olahan, adanya plak gigi, serta faktor modifikasi.

Untuk melakukan identifikasi faktor risiko karies, Anda dapat mendatangi dokter gigi, khususnya dokter gigi spesialis konservasi gigi. Satu hal yang perlu diingat, gigi berlubang akan terbentuk atau bertambah parah pada saat mineral yang hilang dari gigi tidak ada penggantinya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya mineral gigi yang hilang dapat diganti oleh mineral baru, yaitu:

1. Kualitas air liur.
Jika air liur terlalu encer atau terlalu pekat, maka air liur tidak dapat menetralkan kondisi asam yang menyerang gigi di dalam rongga mulut. Untuk menjaga supaya air liur tetap berkualitas adalah dengan rajin mengonsumsi cairan atau berkumur dengan baking soda untuk mengembalikan kelembaban rongga mulut.

2. Jumlah bakteri di dalam mulut.
Jumlah bakteri yang berlebihan di dalam mulut dapat menyebabkan terjadinya penurunan kelembaban rongga mulut akibat aktivitas bakteri tersebut. Penggunaan agen antibakteri, seperti obat kumur klorheksidin mampu mengurangi jumlah bakteri yang merugikan bagi rongga mulut.

3. Asupan fluor.
Jumlah fluor yang berlebihan atau kurang juga dapat menyebabkan fluorosis atau rentan terjadi gigi berlubang. Penggunaan pasta gigi berfluor, mengonsumsi air yang mengandung fluor, dan rutin mengaplikasikan fluor pada permukaan gigi oleh dokter gigi. Konsultasikan hal ini kepada dokter gigi.

4. Konsumsi karbohidrat olahan.
Frekuensi konsumsi karbohidrat olahan yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kelembaban rongga mulut, yang dapat menyebabkan terjadinya gigi berlubang. Membatasi frekuensi konsumsi karbohidrat olahan diantara waktu makan utama mampu mengurangi risiko terjadinya gigi berlubang.

5. Plak.
a. Pembersihan plak.
Jumlah plak yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya gigi berlubang. Pembersihan plak yang optimal harus dilakukan untuk mencegah gigi berlubang. Jika sudah terlanjur terjadi penumpukan plak atau lama-kelamaan menjadi karang gigi maka perlu dilakukan pembersihan karang gigi oleh dokter gigi.

b. Sikat gigi.
Teknik menyikat gigi yang salah dan frekuensi yang kurang tepat, dapat menyebabkan sisa makanan tetap menumpuk dan meningkatkan risiko terjadinya gigi berlubang.

c. Benang gigi.
Penggunaan benang gigi diperlukan sebagai alat pembersih tambahan bagi gigi selain sikat gigi.

6. Faktor modifikasi.
Status sosial-ekonomi, gaya hidup, dan riwayat gigi di masa lalu juga dapat mempengaruhi risiko terjadinya gigi berlubang.

Jadi pertanyaan berikutnya, apakah teknik menyikat gigi Anda sudah optimal? Apakah frekuensi menyikat gigi sudah tepat? Untuk mengetahuinya Anda dapat mendatangi dokter gigi untuk dilakukan tes plak dan identifikasi faktor risiko gigi berlubang lainnya. Serta sebaiknya segera lakukan penambalan gigi untuk gigi depan Anda yang telah terlanjur berubang.

Demikian, semoga bermanfaat dan salam gigi sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com