Studi tersebut dihelat oleh para peneliti dari Carnegie Mellon University, Amerika Serikat. Peneliti meneliti pasangan suami istri yang bercinta setidaknya sebulan sekali tapi tidak lebih dari tiga kali seminggu. Lalu, mereka pun dibagi menjadi dua kelompok. Beberapa pasangan diminta untuk menggandakan frekuensi bercinta mereka dan kelompok lainnya tetap pada frekuensi bercinta seperti biasa.
Setelah tiga bulan, pasangan yang menggandakan frekuensi bercinta dilaporkan mengalami penurunan gairah seks dibandingkan ketika pada masa awal eksperimen. Menurut George Loewenstein PhD, salah satu anggota peneliti, tekanan untuk sering bercinta malah menghilangkan kesenangan dan kepuasan dalam sesi bercinta itu sendiri. Alhasil mereka jadi merasa bosan pada intimasi seksual.
Sementara itu, Debby Herbenick PhD, penulis buku The Coregasm Workout menyebut, frekuensi seks tidak ada kaitannya dengan kepuasan atau kenikmatan. Jika Anda dan suami sering bercinta karena memang keinginan Anda berdua maka Anda harus mempertahankannya. Namun, perlu diperhatikan bahwa frekuensi tersebut harus sesuai dengan kenyamanan Anda.
"Untuk membawa kehidupan seks Anda ke tahap yang lebih tinggi, lupakan kuantitas dan fokuslah pada kualitas. Kunci untuk memiliki kehidupan seks yang bahagia adalah keterkaitan dengan pasangan. Terbukalah satu sama lain. Perlakukan pasangan seperti manusia, bukan bintang film porno," ungkap Herbenick.
Herbenick menyarankan, agar Anda dan suami menikmati waktu berkualitas berdua sebelum melangkah ke ranjang. Bangun hasrat bercinta dengan lilin, mandi bersama, atau menyalakan musik yang seksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.