Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 05/12/2022, 09:31 WIB
Dian Maharani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tumbuh tahi lalat di wajah maupun bagian tubuh lainnya merupakan hal yang normal terjadi pada kulit manusia.

Tahi lalat umumnya tidak berbahaya.

Namun, tak tertutup kemungkinan tahi lalat berkembang menjadi kanker kulit.

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Rachel Djuanda sempat mengungkapkan, ciri-ciri tahi lalat yang berbahaya bisa dilihat dengan rumus A (Asymmetric), B (Border), C (Colour), dan D (Diameter).

Baca juga: Saat Tahi Lalat Perlu Dihilangkan dan Cara Aman Melakukannya

"Kalau tahi lalat yang tidak berbahaya bentuknya jelas bulat. Kalau yang perlu dicurigai kanker kulit, bentuknya asimetris," ujar Rachel beberapa waktu lampau.

Kemudian B atau border merupakan batas tahi lalat. Tahi lalat normalnya memiliki batas yang tegas, sedangkan yang berpotensi kanker tidak, seperti bercak.

Dari segi warna, dicurigai kanker kulit jika warna tahi lalat lebih dari satu, misalnya hitam dan kecokelatan.

Untuk diameter, tahi lalat yang tidak berbahaya biasanya berukuran kecil dan tidak membesar.

Baca juga: Menurut Orang Tiongkok, Ini Arti Tahi Lalat di 7 Bagian Tubuh

Dokter Spesialis Bedah Onkologi Afrimal Syafarudin penah juga mengatakan, perubahan pada tahi lalat perlu diwaspadai.

Afrimal juga mengatakan, bahwa tahi lalat bisa muncul sejak kecil maupun saat dewasa.

Jadi, tidak perlu khawatir jika tumbuh tahi lalat baru di wajah maupun tubuh.

"Curiga kanker itu, misalnya tahi lalat yang tadinya ada rambut, kemudian rontok, lalu berdarah. Itu namanya lesi prakanker," lanjut Afrimal.

Jika muncul salah satu ciri-ciri tahi lalat yang dicurigai kanker, segeralah periksa ke dokter.

Untuk memastikan kanker kulit atau bukan, menurut Afrimal bisa dilakukan biopsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com