Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/06/2016, 12:44 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

KOMPAS.com – Perputaran roda hidup tak bisa ditebak. Culun atau tidaknya seseorang akan tergambar dari pilihannya saat kepepet menghadapi perubahan hidup, seekstrem apa pun itu. Butuh bukti?

"Saya merasa amat malu," ungkap Sarah Pittendrigh (44 tahun), mengawali kisahnya yang diangkat situs web Dailymail edisi Kamis (3/12/2015).

"Tiba-tiba hidup saya berbalik (dari memiliki penghasilan sendiri), menjadi penerima tunjangan (penggangguran dari pemerintah)," lanjut Sarah.

Sarah adalah "single mum" alias seorang ibu yang sendirian membesarkan anaknya, William.

"Saya tak boleh terpuruk, saya masih punya tanggungan anak," tekad Sarah.

Saat ini, Sarah adalah seorang mumpreneur, sebutan bagi ibu yang menjadi pengusaha, asal Inggris. Kisah ini adalah awal perjalanan Sarah membangun usaha dari nol sambil tetap membesarkan William sendirian.

Perjalanan Sarah dimulai pada Agustus 2008, ketika usaha event organizer miliknya gulung tikar. Sarah bahkan kehilangan rumah, tempat ia tinggal bersama sang buah hati.

Namun, saat "kepepet", manusia memang bisa mendadak jadi makin kreatif. "Saya tiba-tiba teringat, adik lelaki saya sedang mencari sarung kursi dan taplak meja untuk pernikahannya," kenang Sarah.

Malam itu, Sarah begadang menulis rencana bisnis baru, menjadi perancang sarung kursi khusus pernikahan atau event tertentu. Sebuah rencana untuk membangun lagi hidupnya mulai dirancang.

Meski begitu, memulai bisnis dari nol tetap saja bukan hal mudah. Berbagai halangan mengadang Sarah. Saat itu, boro-boro mendapat pinjaman uang, membuka rekening bank saja ia tak bisa saking bangkrut-nya.

Memang, namanya rezeki tak kemana kalau benar-benar dicari. Sarah akhirnya bisa mendapatkan pinjaman pemerintah. Ditambah uang pensiun orangtuanya, dia akhirnya memulai bisnis pada Januari 2009.

Berbekal ide usaha yang disusunnya malam itu, Sarah menyambangi setiap hotel dan gedung pernikahan. Itu pun, saking tak percaya dirinya, ia membawa serta sang ibu pada setiap presentasinya. Namun, urusan anak juga tetap menjadi prioritas Sarah.

"Meski sibuk berbisnis, saya bertekad anak tak boleh dikorbankan. Usai mengantar William ke sekolah, saya bekerja seperti orang kesurupan," tutur Sarah.

Saat William tiba di rumah, Sarah kembali menekuni peran sebagai ibu.

"Saya kembali bekerja ketika William tidur," lanjut dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com