Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sedih Seorang Anak Perempuan Berhijab di Amerika Serikat

Kompas.com - 10/06/2016, 07:02 WIB
Kontributor Lifestyle, Usihana

Penulis

KOMPAS.com – Seorang anak perempuan keturunan Afrika-Amerika dan beragama Islam, mendapatkan perlakuan kurang baik dari lingkungan sekitarnya di Florida, AS, karena dia mengenakan hijab.

Khadijah (9) memutuskan menutup tubuhnya dengan hijab untuk menaati tata cara berbusana kaum hawa sesuai syariah Islam.

Namun, keputusannya itu malah berujung pada perlakuan buruk dari teman-teman di sekitar rumah dan sekolahnya.

Sang ibu, Tiffany Rivera, mengatakan bahwa risiko anaknya dibully karena beragama Islam dan tinggal di AS sangatlah tinggi.

Rivera membeberkan pengalaman Khadijah dalam sebuah wawancara dengan situs berita fusion. Dia memaparkan penderitaan yang dialami putrinya setiap hari.

“Khadija keturunan kulit hitam Amerika, muslim, dan perempuan. Tiga hal itu menjadi alasan orang tidak menyukainya,” jelas Rivera yang berprofesi sebagai entrepreneur dan mahasiswi jurusan seni di AS.

Namun, Rivera mengaku bahwa perlakuan buruk dan bully yang diterima Khadija bergulir menjadi benar-benar parah.

Rivera mengatakan bahwa anak-anak kecil di taman bermain sering menarik kerudung Khadijah hingga lepas, membuat guyonan ofensif, menampar, dan pernah mengancamnya dengan pisau.

“Mereka melempariku dengan batu dan memanggilku, ISIS. Aku bahkan tidak tahu itu apa,” ujar Khadijah.

Kondisi mengerikan itu pun membuat dia takut untuk bermain di luar rumah.

Lalu, dia mengaku harus menyerah dan melepaskan hijab karena busana sesuai ajaran Islam itu telah membuatnya menjadi target olok-olok dan serangan.

Namun, pengorbanan Khadijah tersebut tidak membuat tindakan bully dan ejekan itu berhenti.

Rivera pun memutuskan untuk memberitakan kisah pilu putrinya tersebut pada sejumlah media lokal agar pihak-pihak berwajib menyadari telah terjadi kondisi merugikan dan tidak adil di kotanya.

Selain itu, Rivera meminta putrinya agar berani buka suara untuk mendapatkan dukungan dan mendukung kaum muslim Amerika lainnya yang memiliki pengalaman pahit serupa.

“Begitu banyak anak perempuan Muslim yang menghadapi ketidakadilan seperti Khadijah. Menurutku, dengan buka suara dan menceritakan segalanya, merupakan bentuk dukungan yang memberikan pesan bahwa mereka tidak sendirian,” urai Rivera.

Menurut survei terakhir yang digagas oleh sejumlah pendidik di Southern Poverty Law Center, penolakan, penyiksaan verbal, dan aksi rasis pada kaum Muslim semakin meningkat semenjak Donald Trump banyak mengoceh mengenai anti-Islam di sejumlah kampanye pemilihan presiden AS.

Tidak ingin putrinya memiliki masa kecil traumatik, Rivera pun memilih untuk menyekolahkan Khadijah dengan sistem homeschool.

“Aku mengusahakan semua proses ajar mengajar dilakukan di dalam rumah, supaya Khadijah bisa bermain di luar sebelum anak-anak lainnya pulang sekolah. Sekarang, aku tidak akan pernah membiarkannya bermain tanpa pengawasanku dan suamiku,” tegasnya.

“Kami tidak akan membiarkan dia keluar rumah sendirian. Ada kelompok anak-anak lelaki yang beberapa kali menghampirinya dan menamparnya tanpa alasan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com