Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Laci Asmara, Pionir “Instrumen Cinta” di Indonesia

Kompas.com - 26/08/2016, 20:05 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Pernahkah Anda mendengar tentang Laci Asmara?  Berada di bawah naungan badan usaha Angsana Asmara Indonesia, Laci Asmara adalah distributor permainan seksual pertama di Indonesia.

Laci Asmara didirikan pada tahun 2014 oleh Susanti Rendra, seorang pengusaha wanita Jawa yang juga berada di balik Asmaragama, lini lingerie buatan Indonesia, dan Whipped Cream, lini busana berbahan kulit yang dikombinasi dengan renda.

Ditemui di kediamannya, Jakarta, Rabu kemarin (24/8/2016), Kompas.com mendapat kesempatan untuk mewawancari sosok luar biasa ini.

“Awalnya sih kebutuhan pribadi,” ungkap Susanti.

Dengan jujur dia bercerita bahwa pada awalnya, ketika berhubungan intim dengan pasangannya, dia tidak terlalu mengenal tubuhnya sendiri.

Lalu, setelah berumah tangga selama bertahun-tahun, muncullah keinginan untuk menambahkan sesuatu yang baru di dalam kehidupan intim itu. Hal ini mendorong Susanti untuk mulai mengeksplorasi tubuhnya sendiri dan mulai mencoba permainan seksual bersama pasangannya itu.

Permasalahannya, sulit sekali untuk menemukan alat penunjang kebahagian seksual ini di Indonesia dan kalaupun ada, keamanan dan kualitasnya meragukan.

Dengan situasi inilah, Susanti mulai melakukan serangkaian investigasi tentang bagaimana melakukan bisnis permainan seksual.

Dia pun mengutarakan keinginannya untuk mulai mengimpor permainan seksual kepada pasangannya dan Susanti mendapat dukungan penuh untuk mengeksekusikan ide tersebut.

Lalu, Susanti juga bercerita bahwa sebelum terjun ke bidang ini, dia bekerja di sebuah agensi periklanan di Dubai.

“Aku bertekad kembali ke Indonesia untuk membuat sesuatu yang belum pernah digeluti orang lain sebelumnya dan yang paling penting aku menyukainya,” tuturnya.

Begitu kembali ke Indonesia, Susanti semakin serius menggarap busana berbahan kulit dan renda yang kemudian dinamainya Whipped Cream.Dan mengungkapkan keinginan ini kepada orang tuanya.

“Untuk orangtua, bicara berhenti kerja saja sudah susah apalagi untuk usaha ini. Jadi pada saat aku bilang kepada ayahku, dia agak syok. Namun, sekarang, setelah dia mengetahui apa yang telah aku lalui dan perjuangkan ,dia sangat mendukung dan bangga sekali,” tuturnya.

Ternyata, Whipped Cream diterima dengan baik oleh toko barang-barang intim di Milan, Italia dan Amsterdam, Belanda. Keberhasilan ini semakin membuatnya semangat untuk mendalami dan memperluas usahanya ke industri intim.

 

Susanti menuturkan, alat penunjang kebahagiaan seksual ini ibarat menu steak yang kita akan makan.

“Makanan utamanya tetaplah steak itu. Tapi alangkah lebih indah dan lebih nikmat apabila steak itu ditemani oleh kentang goreng atau kentang panggang, sayur-sayuran, dan jangan lupa sausnya. Nah, semua alat penunjang cinta itulah hidangan sampingan untuk steak-nya,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com